Dua faktor tersebut pun berkontribusi besar terhadap penurunan proyeksi penjualan mobil listrik di China pada 2023 ini bagi para pabrikan.
Misalnya GAC Motor, yang mengoreksi perkiraan pertumbuhan penjualan mereka dari 12 persen menjadi 10 persen untuk 2023.
Tekanan yang sama turut dirasakan oleh Nio, pabrikan mobil listrik kenamaan lainnya dari China.
CEO Nio yaitu William Li mengatakan, pihaknya kemungkinan tidak akan bisa bangkit dari lesunya penjualan akibat kedua faktor di atas hingga setidaknya Mei 2023.
Berdasarkan data dari Asosiasi Mobil Penumpang China, pasar mobil elektrifikasi China sudah menuju rekor penjualan 6,5 juta unit pada 2022 atau nyaris dua kali lipat dari total 3,52 juta unit pada tahun sebelumnya.
Mengingat status China sebagai pasar terbesar dari mobil listrik di dunia, jumlah tersebut pastinya tidak mengagetkan.
Tapi jika dilihat lebih detail, tren pembelian kendaraan elektrifikasi di China sudah mulai melambat.
Masih berdasarkan data dari Asosiasi Mobil Penumpang China, pembelian mobil elektrifiksi pada Oktober 2022 turun 9,2 persen dibandingkan bulan sebelumnya.
Pun dengan pertumbuhnan YoY yang meskipun cukup impresif yaitu 74,9 persen, merupakan yang terendah selama 2022.
Oleh karena itu, para pabrikan mobil listrik di China pun mulai serius menimbang ekpansi ke pasar luar negeri untuk mempertahankan angka pertumbuhan tersebut.
“Kami menganjurkan para pabrikan kendaraan elektrifikasi dari China untuk berekspansi ke luar negeri," kata Lang Xuehong, Deputi Sekjen dari Asosiasi Dealer Automovil China dikutip dari pingwest.com, Selasa (2/1/2022).
"Tujuannya untuk mengejar subsidi yang dilakukan di negara-negara tersebut, seperti di ASEAN yang kini sedang gencar mengembangkan kendaraan elektrifikasi," tutupnya.
Editor | : | Dida Argadea |
Sumber | : | NIKKEI Asia,Pingwest |
KOMENTAR