“Rumusnya mengalikan 220, karena daya listrik yang dipasok PLN semuanya memiliki tegangan 220 volt, dengan ampere maksimal yang dapat disuplai charger kendaraan listrik itu sendiri,” jelas pria yang ambil jurusan Teknik Elektro saat masih kuliah itu.
Sebagai contoh, charger motor listrik NIU NQi Sport memiliki input daya maksimal 3,5 ampere, maka didapat angka 770 watt.
Sedangkan charger bawaan mobil listrik Wuling Air ev memiliki input daya maksimal 10 ampere, maka didapat angka 2.200 watt.
“Harus memperhitungkan charger, karena listrik yang disuplai oleh PLN punya arus AC yang diubah oleh charger menjadi arus DC agar bisa disimpan oleh baterai,” imbuhnya.
Angka tersebut kemudian dikalikan dengan waktu yang dibutuhkan untuk mengisi ulang daya baterai hingga penuh.
Karena NIU NQi Sport membutuhkan waktu 6 jam untuk mengisi baterai berkapasitas 26 AH miliknya hingga penuh, 770 watt tadi pun dikalikan 6 sehingga didapatkan angka 4.620 atau 4,62 KwH.
Sedangkan Wuling Air ev Long Range dengan kapasitas baterai besarnya diperkirakan membutuhkan waktu charging selama 12 jam menggunakan listrik rumah, sehingga didapatkan angka 26.400 atau 26,4 KwH.
Setelah itu, tinggal dikalikan dengan tarif per-KwH dari PLN yaitu Rp 1.444,7 untuk DKI Jakarta.
Hasilnya, diketahui biaya yang dibutuhkan untuk charging baterai NIU NQi Sport hingga penuh adalah 6.674 Rupiah.
Sedangkan pengguna Wuling Air ev Long Range harus merogoh kocek sedalam 38.201 Rupiah untuk mengisi ulang baterai berkapasitas 26,7 kWh yang diusungnya hingga penuh.
Editor | : | Eka Budhiansyah |
KOMENTAR