Saat ini, kerja sama yang dijalin akan lebih dari sekedar tempel logo di motor dan seragam pembalap saja.
Aprilia ingin sponsor yang benar-benar bisa bekerja sama dalam hal bisnis ataupun teknis, namun bukan gimmick doang.
"Biasanya cuma ini ada stiker, tempel di motor dan begitu saja. Sekarang lebih ke membuat bisnis bersama atau negosiasi dengan Piaggio Group untuk melakukan bisnis," tegas Rivola.
"Misalnya dengan Castrol, kami awalnya cuma hubungan sponsor biasa, sekarang juga partner teknis. Kami bekerja dengan mereka soal bahan bakar, kami mengembangkan produk. Jadi kau harus menemukan sponsor seperti itu," jelasnya.
Rivola pun membandingkan dengan apa yang sudah terjadi di beberapa tim di MotoGP, lalu di F1 yang sudah cukup berhasil sejauh ini.
Contohnya di F1 banyak tren perusahaan software yang tertarik menjadi sponsor, dan tim balapnya pun memakai perangkat dari mereka dalam balapan.
F1 juga me-manage popularitasnya dengan baik sehingga pamornya pun malah naik di tengah situasi sulit ini, jadi masalah sponsor tak menjadi beban di sana.
"F1 adalah sesuatu yang fantastis jika kau melihat orang-orangnya. Aku tak berpikir membandingkan pesona F1 dengan MotoGP, mereka sesuatu yang jauh lebih besar. Tapi di MotoGP secara pertunjukan lebih baik dari F1," sambungnya.
"Jadi kita harus menemukan cara untuk menarik sponsor lebih banyak dan menarik perhatian orang secara umum. Jika kau melihat seberapa banyak orang yang bekerja di F1, itu adalah sesuatu yang berbeda," tegas Rivola yang pernah bekerja di Ferrari ini.
Editor | : | Eka Budhiansyah |
Sumber | : | Speedweek.com |
KOMENTAR