GridOto.com - Kiprah Valentino Rossi saat bersama Ducati di MotoGP sedekade silam masih menjadi bahasan menarik hingga saat ini.
Selama MotoGP musim 2011 dan 2012, Valentino Rossi hanya berhasil meraih tiga podium tanpa satupun kemenangan balapan.
Valentino Rossi bahkan tak bisa masuk lima besar klasemen akhir dan Ducati pun jadinya disalahkan karena tak bisa memberikan motor bagus buat The Doctor.
Banyak yang membandingkan bagaimana performa Ducati saat itu yang dibela Valentino Rossi, dengan sekarang yang punya motor juara di MotoGP.
Bukan rahasia bahwa motor Ducati kala itu memang punya karakter yang sulit dikendalikan, tidak seperti sekarang yang cocok dengan gaya balap seperti apapun.
Lalu sesusah apa motor Rossi kala itu hingga tak bisa kompetitif?
Hanya satu orang yang bisa menjawabnya, dialah Michele Pirro, orang yang paling tahu dan merasakan sendiri perbedaan motor Ducati saat itu dan sekarang.
Michele Pirro hanya setahun saja menjadi pembalap reguler MotoGP, tepatnya masuk dalam kategori CRT bersama FTR pada 2012 silam.
Itu menjadi musim terakhir Rossi bersama Ducati di MotoGP sekaligus jadi satu-satunya musim reguler buat Pirro.
Baca Juga: Aleix Espargaro Punya Penyesalan Bersalah Kepada Aprilia di MotoGP 2022, Sampai Minta Maaf Segala
Sayangnya Pirro harus memupus keinginannya meneruskan balapan di MotoGP, hingga akhirnya tawaran direkrut Ducati menjadi test rider datang pada akhir 2012 silam.
Dari Desmosedici GP12 hingga GP22, Pirro adalah orang paling paham dengan motor tim Borgo Panigale.
Pirro mengakui, motor yang digunakan Rossi kala itu memang benar-benar mengerikan.
"Ketika aku mengujinya, aku langsung paham kenapa Valentino gagal kompetitif dengan Ducati," kata Pirro dilansir GridOto.com dari GPOne.
"Itu adalah motor yang saat kau masuk ke sebuah tikungan, kau tak akan tahu di mana kau akan keluar dari tikungan itu," tegas sang test rider.
Rata-rata pembalap akan langsung kehilangan kepercayaan dirinya dengan motor seperti itu, dan tampaknya memang hanya Stoner yang bisa menaklukannya.
Ducati beberapa kali mengganti sasis dan komponen demi mengatasi masalah front end yang dikeluhkan Rossi ini, tapi hasilnya nihil.
"Bagian depannya tak bisa memberikanmu kepercayaan diri dan sebagai pembalap normal, dari segi rasa soal pembalap yang bertarung di depan seperti Rossi atau Lorenzo, akan kesulitan," sambungnya.
"Sedangkan Stoner mengendarai motor itu dengan bagian belakang seperti baru saja keluar dari trek tanah," jelas Pirro.
Baca Juga: Kecewa dengan Ducati, Jorge Martin Mulai Negosiasi Untuk Gabung Yamaha dan Siap Putus Kontrak
Kepala kru Rossi, Jeremy Burgess, dulu juga pernah bilang motor ini seolah maunya lurus terus, dan harus punya skill berbeda untuk bisa membuatnya belok.
Rossi punya gaya membelok yang jauh berbeda dengan Stoner yang suka langsung menegakkan motor ketika melalui tikungan.
"Valentino gagal membuat perbedaan karena kau harus melaju melebihi instingmu, sedangkan ketika berlebihan maka kau jatuh," ungkap Pirro.
"Jadi kau seperti maju setengah langkah, tapi harus mundur dua langkah. Ketika pembalap kehilangan kepercayaan diri, dia akan menderita," jelasnya.
Pada 2013 Ducati merekrut Gigi Dall'Igna untuk mengembalikan nama baik Ducati setelah gagal bersama The Doctor.
Lalu pada 2015 Dall'Igna baru mengeluarkan motor baru dengan konsep yang dibuatnya sendiri, berbeda dari sebelumnya.
Editor | : | Dida Argadea |
Sumber | : | GPOne.com |
KOMENTAR