"Meski ada masalah performa, kami masih berada di permainan dan kompetitif. Jadi kau harus paham betul apa yang kau punya dan kemudian baru melihat area individual dengan kemampuanmu dan dari prespektif eksternal untuk melihat apa yang bisa diperbaiki di level yang sudah tinggi ini," jelasnya.
Marmorini pun langsung bekerja untuk menambah kekuatan mesin YZR-M1 yang dianggap ketinggalan dari para rivalnya.
Sejauh ini, power mesin baru yang dites sudah meningkat dari sebelumnya.
Sayangnya area lain seperti kenyamanan dan kontrol tenaganya masih sulit ditaklukan para pembalap dan harus diperbaiki.
"Aku bukan insinyur jadi aku tak bisa menjelaskan detailnya, tapi aku paham hampir semuanya, sayangnya masih banyak area dan hal berbeda yang bisa kau maksimalkan dari sebuah mesin," sambungnya.
"Mereka sudah bekerja dengan sangat dan melihat setiap area dan mencoba memaksimalkannya untuk masa depan," jelasnya.
Jarvis juga masih yakin bahwa perbedaan konfigurasi mesin berarti membatasi kecepatan.
"Dengan keluarnya Suzuki, kami satu-satunya yang memakai ini, tapi kami tahu banyak dan punya pengalaman dengan mesin inline 4, kami tak berpikir format mesin menjadi batasan," lanjut pria asal Inggris ini.
"Setiap mesin punya perbedaan. Tapi inline 4 masih punya potensi banyak untuk dikembangkan. Kami sedang sibuk mengerjakannya saat ini," tegas Jarvis.
Editor | : | Dida Argadea |
Sumber | : | Speedweek.com |
KOMENTAR