Bukan sebagai pabrikan atau tim baru tentunya, namun sebagai sponsor yang punya kendali ke tim dan pemilihan pembalap.
"Ada banyak kesempatan dengan sumber daya yang tak 100 persen digunakan di ekosistem F1. Kupikir saat ini adalah saat yang tepat mengambil kesempatan dari itu," sambung Lo.
Dengan kekayaan pribadi mencapai 1,7 juta miliar dolar AS atau senilai Rp 26,5 triliun (kurs 1 dolar AS 15.635 per 7 Desember 2022), peluang Lo masuk ke F1 cukup besar.
Itu baru kekayaan pribadinya saja di bank, belum nilai valuasi perusahaan yang berlipat-lipat dari itu dan akan dibawanya untuk menjadi sponsor di F1.
Namun Lo menyadari, bukan hanya uang besar saja yang disiapkan untuk bisa mengambil peran di F1.
"Kapan lagi waktu lebih baik untuk terlibat dalam sesuatu yang selalu kau inginkan sejak kecil, benar bukan?," lanjutnya.
Lo sendiri sudah menjalin diskusi dengan tim Williams untuk menjadi salah satu investor di salah satu tim legendaris ini.
Sayangnya diskusi masih belum bisa mencapai kesepakatan apapun dengan Williams, sedangkan tim lain yang menariknya adalah Haas dan Sauber.
"Di F1 kau punya kesepakatan yang tak tertulis dan semuanya. Williams adalah contoh utamanya. Mereka punya sejarah hebat, orang-orang hebat di tim, tapi untuk alasan tertentu mereka belum cocok dengan kami untuk saat ini," sambungnya.
Baca Juga: Tidak Ingin Seperti Fernando Alonso, Ini Rencana Max Verstappen Jika Tidak Balap F1
"Tapi ada kesempatan lain. Ada Haas dan Sauber, yang tentu saja mereka juga bekerja dengan produsen mesin berbeda. Tapi Williams adalah insiprasi utama kami," jelasnya.
Menurut Lo, Williams punya basis fans besar meskipun hanya balapan di barisan belakang.
Dan itu akan menjadi pasar besar buat Lo dan perusahaannya.
"Jika kami menemui kecocokan, maka seluruh alur akan berubah," imbuh pria 45 tahun ini.
Editor | : | Dida Argadea |
Sumber | : | planetf1.com |
KOMENTAR