"Aku lebih tidak capek di MotoGP daripada superbike. Mungkin motor superbike lebih halus, tapi lebih mudah bergerak dan goyah kesana kemari," ungkap pembalap 38 tahun ini.
Karakternya berbeda karena memang basisnya tujuan produksinya juga sudah berbeda sejak awal.
Motor MotoGP sudah lebih sempurna untuk balapan dari awal, sedangkan motor superbike bisa bikin capek untuk balapan karena saat pembuatannya juga memperhitungkan kebutuhan konsumennya yang bukan untuk balapan.
"Motor superbike adalah motor produksi massal yang bisa dipakai oleh pembalap cepat ataupun yang lambat, untuk jalanan yang cepat ataupun lambat atau untuk bekerja," lanjutnya.
"Sedangkan motor MotoGP murni dibuat untuk trek, jadi jelas. Motornya memang dibuat untuk menjadi cepat saja," jelasnya.
Bautista juga yakin bahwa ditambahnya sprint race di MotoGP juga tak semerta-merta membuat pembalapnya lebih capek dari biasanya.
Menurut Bautista, mental lebih terpengaruh ketimbang fisik.
Perbedaannya adalah, para pembalap harus bisa mengatur pikirannya agar bisa menghadapi dua balapan yang tentu saja akan berpengaruh satu sama lainnya khususnya soal mental.
"Aku tak berpikir pembalap akan mengeluarkan usaha jauh lebih ekstra dari biasanya. Dari pengalamanku, lebih ke mental," sambungnya.
"Karena kau harus tahu bagaimana cara mereset dirimu. Entah bagaimana performamu di hari Sabtu, kau harus bisa mengatur dirimu kembali. Di WorldSBK hari Minggu lebih berat karena balapannya lebih pendek di pagi dan dua jam berikutnya ada balapan lagi," jelasnya.
Editor | : | Fendi |
Sumber | : | Speedweek.com |
KOMENTAR