GridOto.com - Review lengkap CFMoto 250SR, sport fairing kembaran KTM RC 250 namun bertampang serupa motor balap Moto3.
Meluncur di Jakarta Fair Kemayoran 2022, CFMoto 250SR berhasil menjadi pusat perhatian di booth PT MForce Indonesia, sebagai APM brand asal Tiongkok itu.
Besutan bermesin 250 cc single cylinder ini dibanderol seharga Rp 63,5 juta on the road Jakarta.
Menilik dari spek yang diusung, 250SR masuk ke kelas yang sama dengan Kawasaki Ninja 250SL, Suzuki Gixxer SF 250 dan KTM RC 250.
Pasar yang terbilang niche, karena rata-rata penggemar sport 250 cc lebih memilih besutan 2 silinder atau lebih.
Dengan harga yang cukup tinggi, apa saja keistimewaan motor yang masuk secara CBU dari negeri Panda ini? Yuk simak ulasan berikut!
Desain
Dibuat berdasarkan hasil riset bareng KTM, beberapa bagian seperti mesin, sasis maupun kaki-kaki identik dengan merek motor asal Austria tersebut.
Meski begitu pada desain bodinya sama sekali berbeda, sehingga enggak kelihatan kalau motor ini kembaran dengan RC 250.
Baca Juga: Gelar Nonton Bareng Moto3, MForce Indonesia Berharap CFMoto Dapat Lebih Dikenal Masyarakat Indonesia
Desainnya terbilang sporty, sesuai dengan singkatan namanya ‘SR’ Sport Racing meski tidak didominasi oleh garis-garis tajam di bagian depan.
Dilihat dari depan akan terpampang lampu utama LED menyipit yang diapit oleh DRL di kedua sisinya.
Di samping, fairing model berlapis menutupi sebagian besar mesin dan sasis, tampilannya jadi terlihat penuh layaknya motor balap.
Sementara bodi di buritan bentuknya makin mengecil dan lancip, dengan desain berongga dipadu stoplamp LED berbentuk vertikal.
Overall desainnya terlihat dinamis dan seolah siap diajak berlari kencang. Apalagi unit tes yang kami dapat sudah mengusung livery ala Moto3.
Sehingga tampilannya mirip besutan Carlos Tatay dan Xavier Artigas dari tim CFMoto Racing PruestelGP.
Selain warna ini, buat yang menginginkan versi polosan tersedia juga versi kelir hitam bernama Nebula Black.
Fitur & Teknologi
CFMoto membekali 250SR dengan beberapa fitur menarik. Yang paling ketara yaitu layar TFT full color besar sebagai panel instrumen.
Baca Juga: Berdarah KTM, Begini Spek dan Tampang CFMoto 250SR dan 250 CL-X Indonesia
Isinya cukup lengkap ada spidometer, takometer, fuelmeter, indikator suhu mesin, jam, trip 1 & 2, konsumsi bensin rata-rata, MIL, indikator netral dan lampu-lampu.
Serunya, motor satu silinder ini telah dibekali dengan riding mode, ECO dan SPORT yang dapat diganti pakai tombol di setang kiri.
Menyesuaikan dengan riding mode yang dipilih, spidometer pun akan berganti tampilannya.
Di mode ECO, takometer berupa model bar vertikal di sisi kiri dan spidometer mendominasi di bagian tengah dengan warna background cenderung biru.
Sedang mode SPORT, takometer melingkar besar ada di tengah panel instrumen, berikut spidometer di tengahnya. Warna dasar pun berubah jadi merah.
Nah yang unik, informasi tambahan semacam trip 1 & 2 atau konsumsi bensin rata-rata ini hanya ada dua pilihan yang ditampilkan saat berkendara.
Pilihan informasi yang tampil dapat dilihat di dalam menu. Nanti pengendara tinggal pilih info mana yang mau ditampilkan di layar utama.
CFMoto pun membekali 250SR dengan lampu LED di semua sisi. Headlamp, DRL (Daytime Running Light), sein dan stoplamp.
Pancaran sinar lampu utama sangat terang, bikin berkendara di malam hari jadi lebih percaya diri.
Baca Juga: MForce Indonesia Bawa Banyak Motor Baru di GIIAS 2022, Ada CFMoto 250SR Warna Orange
Pun sama halnya dengan DRL, pancaran sinarnya sangat terang untuk hitungan lampu DRL.
Bentuknya juga unik, saat menyala kalau dilihat dari depan mirip dengan tanduk kerbau.
Kopling sudah dilengkapi dengan fitur slipper clutch, membuat proses downshift terasa halus. Handel kopling yang masih pakai kabel ini juga ringan ketika ditarik.
Dari sisi pengereman, 250SR dibekali rem depan single disc 292 mm dengan kaliper radial 4 piston.
Sedang belakang single disc 220 mm plus kaliper 1 piston. Tak luput ABS (Anti-lock Braking System) 2 channel sebagai standar.
Suspensi depan mengusung tipe upside down dengan diameter as 37 mm. Kemudian belakang pakai monoshock.
Untuk pelek, CFMoto membekali sepasang pelek 17 inci dengan model palang ‘Y’ miring.
Pelek depan memiliki lebar 3.00x17 inci sementara belakang 3.75x17 inci, dibalut oleh ban CST berukuran 110/70-17 dan 140/60-17.
Riding Position & Handling
Baca Juga: Inilah Motor Adventure Baru CFMoto 800MT, Pakai Basis KTM 790 ADV
CFMoto 250SR memiliki tinggi jok 780 mm, rider dengan postur 170 cm dan bobot 60 kg masih dapat menapakkan kedua kaki dengan baik.
Pakai setang model clip on dengan penempatan di atas segitiga/triple clamp, bikin mudah dijangkau namun posisinya mengarah ke bawah.
Jika dipakai untuk perjalanan dalam durasi lama, efeknya akan berasa pegal di pergelangan tangan dan pinggang.
Posisi setang dan jok dipadu footstep yang cukup mundur membuat riding position terasa sporty alias badan jadi menunduk.
Walau pegal, badan jadi sigap kala harus melakukan manuver-manuver tajam, atau cornering di tikungan.
Mengendarai 250SR, handlingnya terasa ringan. Riding position tadi ditambah dengan bodi slim, bikin motor mudah ditekuk.
Baik itu saat melewati kemacetan di antara mobil-mobil, maupun ketika bertemu jalan berkelak-kelok. Menyenangkan!
Paduan suspensi depan upside down dan monosok di belakang pun mampu meredam guncangan dengan baik.
Motor nurut kemana setang diarahkan, meski bobot basah 165 kg terbilang berat untuk motor 250 cc 1 silinder.
Baca Juga: Duet CFMOTO CF 250 SR dan CF 250 CLX Resmi Diluncurkan di Indonesia, Harga Rp 60 Jutaan
Jadi tidak ada gejala geal-geol ketika berbelok tajam. Kalau dirasa masih keras, suspensi belakang dengan setelan preload dapat diseting lagi sesuai kebutuhan.
Namun ada beberapa catatan, seperti windshield yang terasa kurang tinggi jadi tidak bisa melindungi badan dengan sempurna.
Kemudian sepatbor belakang kecil sangat beresiko terkena cipratan air dari roda belakang.
Performa
Sebagai sumber tenaga, 250SR menggendong mesin 1 silinder 249 cc DOHC 4 katup berpendingin cairan.
Dengan ukuran bore x stroke 72 mm x 61,2 mm, rasio kompresi 11,3:1 dan tentunya sudah electronic fuel injection.
Disalurkan oleh transmisi manual 6 percepatan, mesin ini punya tenaga sebesar 27,5 dk @10.000 rpm dengan torsi 22 Nm @7.500 rpm.
Untuk dipakai berkendara di perkotaan, putaran bawah terasa menyenangkan sebab tidak perlu bejek gas dalam-dalam untuk melaju kencang.
Torsinya yang kuat sejak putaran bawah cukup membantu kala berkendara di tengah jalanan padat.
Baca Juga: Kejar Target, MForce Indonesia Bakal Luncurkan Empat Motor Baru Tahun Ini
Putar gas lebih dalam dan mesin akan bertemu redline di 9.500 rpm seperti yang ditampilkan di panel instrumen.
Meski begitu, berdasarkan tes kami mesin masih bisa digas sampai 10.000 rpm, baru kena limiter.
Gigi 5 terasa nafasnya panjang sekali, sedangkan gigi 6 lebih ke overdrive sehingga lebih cocok untuk dipakai cruising santai.
Oiya, soal riding mode yang sebelumnya sempat kami sebutkan, ada sedikit perbedaan di karakter mesinnya.
Di mode ECO, saat gas dibejek putaran mesin naiknya lebih linear dan terasa smooth.
Sedangkan pada mode SPORT, bukaan gas terasa lebih responsif, ditandai dengan RPM yang lebih cepat naik.
Berdasarkan pengetesan, top speed di spidometer mencapai 141 km/jam dan akselerasi dari diam ke 100 km/jam ditempuh dalam waktu 9,8 detik.
Khas mesin 1 silinder besar, getaran cukup terasa ketika motor dipacu mulai dari putaran menengah ke atas.
Meski tidak separah mesin Royal Enfield lawas, tapi cukup untuk bikin pandangan di kaca spion jadi blur.
Baca Juga: Motor Baru Armada Polisi Tiongkok, Inilah CFMoto 300GT-E Gak Doyan Bensin!
Soal panas mesin, ketika dipakai berkendara pangkal paha dan betis teras hangat tapi tidak sampai mengganggu.
Selama riding indikator suhu paling tinggi ada di level ketiga. Biasanya kipas akan langsung menyala untuk membantu menurunkan suhu.
Performa pengereman oke, kaliper depan 4 piston radial yang terpasang mampu bekerja dengan baik.
Meski begitu spek master rem axial yang dipakai tampak kurang mendukung, karena tekanan atau tarikan rem depan jadi terasa dalam.
Kinerja ABS dirasa cukup sensitif, terutama di rem belakang yang ditandai seringnya pedal rem belakang bergetar, menandakan ABS yang sedang bekerja.
CFMoto membekali 250SR dengan tangki berdesain ramping yang dibungkus cover, dengan total kapasitas sebesar 12 liter.
Konsumsi bensin rata-rata yang didapat sebesar 3,9 liter per 100 km atau 25,6 km untuk setiap bensin RON 92 yang kami berikan padanya.
Hasil tersebut diperoleh dari rute kombinasi berupa kemacetan lalu lintas yang padat, jalan raya lengang dan tangan yang gatal selalu ingin bejek gas dalam.
Editor | : | Dimas Pradopo |
KOMENTAR