GridOto.com - Menguji secara langsung performa mesin baru yang dibenamkan pada Honda New CBR250RR versi 2022, seberapa kencang?
Kemampuan mesin merupakan salah satu yang diunggulkan dari CBR250RR versi 2022 baik di versi SP maupun SP Quick Shifter.
Sebab dibandingkan yang beredar sebelumnya, pada versi terbaru tenaga maksimalnya diklaim naik 1 dk.
Dari 40,6 dk di versi 2020, sekarang jadi 41,6 dk, diraih di putaran mesin yang sama yaitu 13.000 rpm. Sementara torsinya tetap 25 Nm @11.000 rpm.
Untuk mendapatkan kenaikan tenaga, Honda kembali mengilik dapur pacu yang spesifikasinya seperti model pertama yang muncul di 2016.
Bermesin 2 silinder segaris DOHC 8 katup injeksi berpendingin cairan, kapasitasnya 249,7 cc yang didapat dari bore x stroke 62 x 41,4 mm.
Pertama yang dilakukan menaikkan rasio kompresi, dari 12,1:1 jadi 12,5:1 dengan tujuan agar ledakan ketika proses pembakaran jadi semakin besar.
Caranya dengan memapas cylinder head sebanyak 0,16 mm, agar volume ruang bakar semakin kecil,” terang Endro Sutarno, Technical Service Division AHM.
Berikutnya efisiensi volumetrik ditingkatkan, agar jumlah bahan bakar dan udara yang masuk ke ruang bakar semakin banyak.
Baca Juga: First Ride Honda New CBR250RR, Performa Jadi Fokus, Begini Rasanya
Caranya dengan mengubah profil camshaft klep masuk, durasi membuka diperlama dan angkatan ditambah.
Menurut Endro, spesifikasi di versi 2020 adalah membuka 5° sebelum TMA dan menutup 30° setelah TMB.
“Sedang yang 2022 lebih lama, membuka 4° sebelum TMA dan menutup 34° setelah TMB,” imbuh pria ramah ini.
Untuk lift atau angkatan klep juga ditambah 0,1 mm, dari 6,8 mm jadi 6,9 mm. Sementara untuk klep buang profil kemnya tidak diutak-atik.
Kemudian agar waktu buka tutup klep selalu presisi bahkan saat kitiran tinggi, bagian tensioner lift adjuster atau penonjok keteng daya tekannya diperkuat.
Selanjutnya udara masuk ke ruang bakar diperbanyak dengan memperbesar diameter intake port, “Dari 21,4 mm jadi 21,6 mm.” lengkapnya.
Ubahan berikutnya yang dilakukan adalah memperlancar putaran mesin, caranya ganti ring piston pakai bahan yang daya tekan ke sampingnya lebih kecil.
Sehingga menghasilkan gesekan lebih ringan, namun tetap bisa menahan kompresi dari atas maupun bawah.
Selanjutnya agar crankshaft makin ringan berputar, magnet diperingan 20 gr, dari 1,670 kg jadi 1,650 kg.
Baca Juga: Tenaganya Meningkat, Ini Perubahan Pada Mesin Honda New CBR250RR
Itu saja? Ternyata tidak, rasio transmisi alias girboks diganti total dari gigi 1 sampai 6.
Girboks baru enggak cuma ada di varian SP dan SP Quick Shifter, namun juga di varian Standard yang mana masih pakai mesin versi awal.
Rasio yang versi 2020 adalah 1 35/11, 2 35/16, 3 38/22, 4 27/19, 5 33/27, 6 29/29.
Sementara versi 2022 pakai ukurannya 1 36/11, 2 32/14, 3 39/22, 4 30/21, 5 29/24, 6 24/24.
Bagaimana efeknya dari kenaikan tenaga 1 dk dengan berbagai perubahan di atas? Yang langsung jelas terbukti adalah top speed tambah tinggi.
Pada versi 2020 di lokasi yang sama, kami hanya dapat 172 km/jam. Sementara New CBR250RR SP Quick Shifter 2022 dengan mudahnya dapat 178 km/jam!
Dan angka itu tentunya belum maksimal, karena nafas mesin belum habis namun sudah harus mengerem.
Baru sampai 12.000 rpm lewat sedikit. Nanti saat unit tesnya sudah ada tentu akan diuji lebih pol-polan biar ketahuan batas maksimalnya.
Bukan hanya kecepatan puncak, yang juga bisa dirasakan adalah naiknya putaran mesin jauh lebih cepat serta mudah menggapai limiter di 14.000 rpm.
Baca Juga: Ada 3 Tipe, Yuk Ngintip Pilihan Warna Honda New CBR250RR, Ada Versi Tricolor Khas Honda Juga
Saking cepatnya, pengendara harus sigap kalau ingin akselerasi lebih cepat, pindah giginya jangan sampai kena limiter duluan.
Yang juga terasa beda adalah proses perpindahan giginya, bukan cuma lebih sambung-menyambung, tapi tuas persnelingnya terasa lebih empuk.
Menurut Endro, hal diatas bisa didapat berkat penggunaan rasio girboks baru di motor.
Yang juga bikin salut adalah getarannya, ternyata tergolong minim baik saat stasioner maupun ketika putaran tinggi.
Oiya sebagai catatan, saat pengetesan tentunya pakai riding mode Sport+, yang paling bertenaga dan responsif.
Editor | : | Dimas Pradopo |
KOMENTAR