Sehingga menghasilkan gesekan lebih ringan, namun tetap bisa menahan kompresi dari atas maupun bawah.
Selanjutnya agar crankshaft makin ringan berputar, magnet diperingan 20 gr, dari 1,670 kg jadi 1,650 kg.
Baca Juga: Tenaganya Meningkat, Ini Perubahan Pada Mesin Honda New CBR250RR
Itu saja? Ternyata tidak, rasio transmisi alias girboks diganti total dari gigi 1 sampai 6.
Girboks baru enggak cuma ada di varian SP dan SP Quick Shifter, namun juga di varian Standard yang mana masih pakai mesin versi awal.
Rasio yang versi 2020 adalah 1 35/11, 2 35/16, 3 38/22, 4 27/19, 5 33/27, 6 29/29.
Sementara versi 2022 pakai ukurannya 1 36/11, 2 32/14, 3 39/22, 4 30/21, 5 29/24, 6 24/24.
Bagaimana efeknya dari kenaikan tenaga 1 dk dengan berbagai perubahan di atas? Yang langsung jelas terbukti adalah top speed tambah tinggi.
Pada versi 2020 di lokasi yang sama, kami hanya dapat 172 km/jam. Sementara New CBR250RR SP Quick Shifter 2022 dengan mudahnya dapat 178 km/jam!
Dan angka itu tentunya belum maksimal, karena nafas mesin belum habis namun sudah harus mengerem.
Baru sampai 12.000 rpm lewat sedikit. Nanti saat unit tesnya sudah ada tentu akan diuji lebih pol-polan biar ketahuan batas maksimalnya.
Bukan hanya kecepatan puncak, yang juga bisa dirasakan adalah naiknya putaran mesin jauh lebih cepat serta mudah menggapai limiter di 14.000 rpm.
Baca Juga: Ada 3 Tipe, Yuk Ngintip Pilihan Warna Honda New CBR250RR, Ada Versi Tricolor Khas Honda Juga
Saking cepatnya, pengendara harus sigap kalau ingin akselerasi lebih cepat, pindah giginya jangan sampai kena limiter duluan.
Yang juga terasa beda adalah proses perpindahan giginya, bukan cuma lebih sambung-menyambung, tapi tuas persnelingnya terasa lebih empuk.
Menurut Endro, hal diatas bisa didapat berkat penggunaan rasio girboks baru di motor.
Yang juga bikin salut adalah getarannya, ternyata tergolong minim baik saat stasioner maupun ketika putaran tinggi.
Oiya sebagai catatan, saat pengetesan tentunya pakai riding mode Sport+, yang paling bertenaga dan responsif.
Editor | : | Dimas Pradopo |
KOMENTAR