Morimoto menjelaskan, infrastruktur juga masih menjadi masalah untuk mencari talenta atau pembalap dari Indonesia.
Pernah menjabat sebagai Presiden Yamaha Motor Deutschland GmbH (YMG), ia pun menjelaskan perbedaan antara mencari pembalap di Jerman dan Indonesia.
"YMG sudah sangat matang sistemnya baik itu untuk persiapan maupun mengolah ridernya, semangat balap yang keras namun adil juga sudah lumrah," kata Morimoto.
“Sementara di negara Asia pada umumnya, tidak hanya Indonesia, kami masih harus memperkenalkan kultur tersebut,” jelasnya.
Keadaan infrastruktur balap di Indonesia kini mulai membaik dengan adanya sirkuit Mandalika yang sudah berstandar internasional.
Hanya saja, Morimoto mengatakan bahwa Mandalika punya satu kekurangan yaitu sulit dijangkau dari Pulau Jawa yang saat ini masih menjadi pusat aktivitas.
"Makanya kami berharap sirkuit Sentul juga ada perbaikan, soalnya di sana banyak lubang," harap Morimoto.
Memang, tidak heran Morimoto berharap banyak pada sirkuit Sentul yang sudah eksis sejak dekade '90-an itu.
Karena sirkuit Sentul merupakan tempat mereka menggelar nyaris seluruh OMR mereka seperti Yamaha Sunday Race dan Yamaha Endurance Festival.
"OMR dan kejurnas Motoprix menjadi lahan kami mencari pembalap-pembalap yang menjanjikan dari Indonesia," ucap Morimoto.
“Kalau infrastruktur pendukung balap di Indonesia dimatangkan, potensinya sangat tinggi dan Yamaha pusat di Jepang juga terus memantau perkembangan balap di negara ini,” tutupnya.
Editor | : | Fendi |
KOMENTAR