Saat menginjak pedal gas secara instan, girboks mengalami penumpukan torsi untuk mencapai performa optimal.
"Belt yang membentuk rasio gigi punya elastisitas dan harus menerima beban torsi berlebih," terusnya.
Penumpukan torsi yang diterima belt membuat beban stress bagian belt meningkat.
Konstruksi belt yang lentur berdampak pada belt bisa mengalami kendur (melar) bahkan putus.
Baca Juga: Transmisi CVT Honda WR-V, Cocok Dipakai di Kontur Jalan Indonesia?
"Kalau belt sudah melar laju transmisi CVT seperti tertahan dan peningkatan percepatannya tersendat-sendat," jelas Hermas.
Selain itu, putaran belt yang terlalu tinggi bisa menggerus permukaan pulley set.
"Pulley set kegerus, percepatan transmisi sudah tidak halus dan harus ganti girboks karena sudah rusak," tekan Hermas.
Editor | : | Dwi Wahyu R. |
KOMENTAR