GridOto.com - Valentino Rossi sempat mengucapkan maaf usai Ducati memenangkan gelar juara MotoGP 2022 bersama sang murid, Pecco Bagnaia.
Permintaan maaf itu diselipkan Valentino Rossi dalam sebuah wawancara usai Pecco Bagnaia membawa gelar juara MotoGP 2022 kepada Ducati.
Rossi meminta maaf saat ditanyai apakah dia bisa saja menang balapan jika Ducati sudah ditangani oleh Gigi Dall'Igna, seperti halnya saat Pecco Bagnaia memenangkan gelar saat ini.
Sebagai informasi, Dall'Igna baru bergabung dengan Ducati pada tahun 2013 setelah masa-masa The Doctor di Borgo Panigale usai.
Pada tahun 2013, Rossi memilih kembali ke Yamaha setelah menjalani dua musim sulit bersama Ducati.
Permintaan maaf Rossi tersebut pun sampai ke Sporting Director Ducati, Paolo Ciabatti, yang akhirnya memberikan klarifikasi sekaligus penjelasan lebih lebar terkait masalah ini.
"Dua musim sulit. Hubungan Valentino dan Ducati tidak memberikan hasil sesuai harapan. Ini membuat guncangan di organisasi, di level ini harapannya sangat tinggi. Perubahan besarnya adalah mundurnya Filippo Preziosi," ujar Ciabatti dilansir GridOto.com dari Tuttomotoriweb.
Penampilan buruk Rossi tidak hanya membawa pengaruh buruk ke tim, tapi seluruh pabrikan ikut terguncang karena image buruk muncul.
"Ketika semua berjalan dengan buruk dan kau mendapat tekanan dari media, partner dan sponsor, ini menghancurkan tim dan kelompok ini. Jadi ketika aku kembali ke Ducati situasinya mirip seperti ini, maka kami harus melepaskan beberapa orang di akhir 2013," sambungnya.
Baca Juga: Jelang World Superbike Mandalika 2022, Yuk Belajar Perbedaan MotoGP dan World Superbike
Gara-gara penampilan buruk bersama Rossi, Ducati menjadi sulit mencari sponsor dan mitra.
Banyak yang beranggapan Ducati tak bisa memberikan motor bagus buat Rossi, sehingga citra buruk muncul dan masalah demi masalah silih berganti datang termasuk soal pemasaran motor.
"Kami takkan kabur tapi kubilang ke CEO bahwa jika terus seperti ini, nama perusahaan akan rusak. Tim punya dua musim buruk bersama The Doctor. Dan kami juga kesulitan saat memasangkan Andrea Dovizioso dan Nicky Hayden, media selalu negatif ke kami," sambungnya.
Ducati akhirnya memaksakan merekrut Gigi Dall'Igna yang saat itu bersinar di World Superbike bersama Max Biaggi dan Aprilia.
"Claudio Domenicali (CEO Ducati) sangat bagus meyakinkan Gigi meninggalkan Noale. Sejak saat itu semua menjadi lebih baik," sambung Ciabatti.
"Ini tak mudah, karena kami tak sebesar brand Jepang. Tantangan juga untuk mengembalikan kepercayaan sponsor dan rekan. Dengan Vale, dia sudah siap mendukung penuh kami soal publikasi sebaik mungkin. Hanya saja kita gagal," tegas Ciabatti.
Semua itulah yang menurut Ciabatti membuat Rossi sampai menyinggung soal maaf kepada Ducati, meskipun akhirnya setelah sedekade kemudian The Doctor berhasil mengantarkan anak didiknya untuk mengakhiri dahaga gelar Ducati.
"Sulit membangun kredibilitas brand. Untuk itu kau butuh hasil bagus. Itu saja masih belum pasti. Jika kau jarang menang maka sulit meyakinkan orang. Menemui masalah ini selama sedekade, dan melihat kami sekarang maka itu hal yang bagus," tegas pria Italia ini.
Editor | : | Fendi |
Sumber | : | Paddock-GP.com,Tuttomotoriweb.com |
KOMENTAR