GridOto.com - Konsumsi BBM dan akselerasi mobil ditentukan banyak faktor, namun salah satu yang paling krusial adalah air flow meter.
Air flow meter adalah komponen paling awal yang menentukan mesin mobil optimal atau tidak.
Karena tugas dari air flow meter alias AFM ini adalah membaca jumlah udara yang masuk ke dalam mobil dan melanjutkan ke ECU.
"Setelah AFM membaca jumlah udara, diubah menjadi sinyal agar terbaca oleh Electronic Computer Unit alias ECU mobil," tutur Evry Wanda Mugent dari bengkel spesialis Mugent Airflow Service, Cipondoh, Tangerang.
Baca Juga: Koil Busi Mobil Patah Bikin Mesin Jadi Brebet, Ini Penjelasannya
Umumnya AFM jaman dahulu mempunyai flap atau katup yang bisa terbuka dan tertutup akibat vaccum dari kompresi mesin.
Selain itu juga dilengkapi carbon di bagian dalam air flow untuk pembacaan ke ECU.
Dari bukaan flap ini kemudian diolah menjadi sinyal agar menjadi data yang dibaca ECU.
Data ini kemudian menentukan jumlah bensin yang mesti dipasok ke dalam ruang bakar mesin.
"Termasuk mengatur seberapa besar pengapian yang dibutuhkan," ujar Mugent, sapaannya.
Baca Juga: Kekasihku, Begini Cara Membersihkan Air Flow Meter
Tapi kebanyakan mobil sekarang sudah tidak menggunakan AFM yang dilengkapi carbon berikut flap atau katup.
"Kebanyakan mobil sekarang sudah pakai Mass Air Flow (MAF) atau Air Mass," sambungnya.
Cara kerjanya kebanyakan menggunakan sensor udara panas yang bisa membaca selisih suhu.
"Jadi ada sensor panas, yang kemudian akan turun suhunya akibat pasokan udara, nah selisih suhu ini yang dibaca oleh ECU," pungkas Mugent.
Namun jika perangkat ini malfungsi, maka akan membuat kerja mesin jadi menurun akibat pasokan data yang salah.
Editor | : | Dwi Wahyu R. |
KOMENTAR