“Saat itulah saya menyadari bahwa mereka melaju sangat lambat,” jelas pembalap berusia 26 tahun itu.
Ia pun langsung bertekad mencoba untuk naik, tetapi ia terjebak dalam pertarungan sengit.
“Pecco langsung menyalip saya di trek lurus. Saya memilih untuk tetap berada di belakangnya,” ujar kelahiran Barcelona ini.
“Memasuki lap terakhir tepat di belakangnya, saya tahu saya mungkin memiliki beberapa opsi untuk menyalip,” sebutnya.
“Saya kemudian menyerang di jalur keluar tikungan pertama. Itu berhasil dan saya sangat senang dengan kemenangan ini," imbuhnya.
“Itu balapan yang menyenangkan, hampir seperti balapan Moto3. Rasa hormat antarpembalap sangat tinggi. Kami membutuhkan lebih banyak balapan seperti ini,” tegas Alex Rins yang musim jadi pembalap tim LCR Honda.
Baca Juga: Jadi Pemenang MotoGP Australia 2022, Alex Rins Pecahkan Rekor Tim Suzuki Setelah 29 Tahun
Ini menjadi kesuksesan yang luar biasa bagi Suzuki.
Karena setelah pengumuman mereka akan pamit mundur di akhir musim MotoGP 2022, tidak mudah bagi skuad yang sudah mempersiapkan diri dengan baik.
“Setelah Suzuki memutuskan untuk meninggalkan MotoGP, kami mendapatkan hasil yang buruk. Saya tidak tahu apakah kami hanya kurang beruntung,” ulasnya.
“Kami mengalami beberapa kecelakaan dan terlibat dalam beberapa insiden. Tangan saya patah di Barcelona," sebut Rins.
"Kunci sukses setelahnya sangat sederhana: jangan pernah berhenti percaya pada apapun," kata pembalap yang kini menduduki peringkat delapan klasemen.
"Dalam banyak balapan, kecepatan kami sangat kuat, tetapi kami harus start terlalu jauh ke belakang," bilangnya.
“Kami juga tertinggal di sini, tetapi maju dari Q1 ke Q2 memberi saya motivasi ekstra, jadi saya sangat senang,” ucap pemilik nama lengkap Alex Rins Navarro ini.
Editor | : | Fendi |
Sumber | : | Speedweek.com |
KOMENTAR