FIA beralasan, aturan poin berdasarkan persentase jumlah lap tersebut hanya berlaku ketika balapan dihentikan dengan red flag dan tidak dilanjut lagi.
Sedangkan balapan kemarin digelar sampai berkibarnya bendera finis, meski jumlah lapnya kurang.
Meski diuntungkan, bos Red Bull Racing, Christian Horner, mengaku FIA telah melakukan kesalahan.
Revisi regulasi poin yang dibuat setelah permasalahan F1 Belgia 2021 lalu masih abu-abu dan ditafsirkan berbeda-beda.
Bahkan Red Bull pun juga tak mengira bahwa gelar akan bisa diamankan di Suzuka, karena mereka Verstappen hanya akan mendapatkan 19 poin saja.
"Kupikir adalah kesalahan yang tidak diperhitungkan setelah kejadian Spa tahun lalu, bahwa regulasi jelasnya belum dihapus. Kami awalnya mengira harus mencapai 75 persen dari jumlah lap untuk poin penuh diberikan," ujar Horner dilansir GridOto.com dari Planet F1.
"Jadi kami merasa kami mungkin kekurangan satu poin. Tapi pada akhirnya langkah Sergio Perez ke Charles Leclerc tetap membuat Max memenangkan kejuaraan. Kau bisa melihat dia juga terkejut, tim juga terkejut, tapi ini kejutan yang mengagumkan," jelasnya.
Horner pun ingin FIA segera merevisi peraturan yang kontroversial ini.
"Kupikir pasti akan segera direvisi," tegas Horner.
View this post on Instagram
Editor | : | Eka Budhiansyah |
Sumber | : | planetf1.com |
KOMENTAR