Liam Lawson pun diharapkan menjadi salah satu calon pembalap F1 di keluarga Red Bull di masa-masa yang akan datang.
Hanya saja Liam Lawson masih butuh jam terbang lebih banyak, masih terlalu dini untuk diorbitkan ke F1 dalam waktu dekat.
"Semua pembalap Red Bull masuk pertimbangan. Ada Liam Lawson, juga ada Ayumu Iwasa, ada Dennis Hauger, lalu Isack Hadjar, tapi semuanya masih belum berpengalaman," ungkap bos AlphaTauri, Franz Tost, dilansir GridOto.com dari Planet F1.
"Mereka butuh tahun lebih di kategorinya masing-masing dan kami akan melihat bagaimana masa depan menuntun kami," jelasnya.
Di luar kategori Formula, Red Bull punya Colton Herta yang sebenarnya menjadi calon utama sebelum adanya opsi merekrut de Vries.
Colton Herta sudah cukup punya pengalaman di IndyCar, sehingga masuk opsi teratas untuk bisa balapan di F1 2023.
Hanya saja masalah superlicence menjadi penghalang utama Herta balapan di Formula 1.
"Tentu, ada pembicaraan dengan Herta tapi dia tak punya superlicence dan FIA memastikan takkan memberikan perlakuan khusus kepadanya soal superlicence, jadi dia dihapus dari opsi," tegasnya.
"Sebenarnya bagus dari sisi marketing, ada pembalap Amerika dengan nama yang bagus dan kupikir bisa menaikkan pasar di AS," imbuh pria asal Austria ini.
Editor | : | Fendi |
Sumber | : | planetf1.com |
KOMENTAR