"Fabio punya kecepatan menikung lebih tinggi dan bisa mengatur agar ban tidak kepanasan, tapi dia mengedarai dengan sudut kemiringan tidak terlalu besar," jelasnya.
Salah satu gaya balapan Dovi dan Franky yang dianggap kuno, adalah gaya pengereman beratnya saat memasuki tikungan.
"Dua orang Italia tersebut memakai gaya kuno, mereka mengerem dengan lebih keras dan memasuki tikungan dengan rem tangan, sedangkan Fabio mengerem dengan lebih benar, melepas rem kemudian masuk tikungan," lanjut pria asal Belanda ini.
"Dan di semua tikungan, dia lebih cepat sekitar 1-2 km/jam. Kupikir ini selain soal bakat, tapi juga soal ukuran tubuh. Dia tinggi dan menguasai motornya dengan baik, dia bisa mengatur traksi ban belakang di setiap saat," jelas Zeelenberg.
Zeelenberg juga mengungkap, baik Morbidelli dan Dovizioso sama-sama beberapa kali mencoba mengikuti gaya El Diablo di sesi latihan ataupun kualifikasi.
Tapi untuk menirunya dengan tepat apalagi dalam balapan sepanjang 25 lap, akan sangat mustahil.
"Fabio sudah terbiasa dengan gaya ini selama bertahun-tahun, dia berhasil merepresentasikan kombinasi sempurna gaya itu dengan YZR-M1," sambungnya.
Menurut Zeelenberg, Dovizioso juga tak bisa langsung kompetitif dengan M1 dalam waktu cepat karena berganti motor maka akan butuh waktu juga untuk beradaptasi.
Editor | : | Muhammad Ermiel Zulfikar |
Sumber | : | Paddock-GP.com |
KOMENTAR