"Kemampuan melihat situasi kurang, berbeda dengan pengendara atau sopir yang lebih dapat mengantisipasi keadaan di detik-detik menjelang kecelakaan," sebut Jusri.
Jusri menyarankan untuk kendaraan penumpang, agar memilih baris kedua.
"Sementara untuk posisi di kiri atau kanan, ia lebih menyarankan di sebelah kiri," bilangnya.
Kenapa? Menurutnya, ruang pandang di sebelah kiri jauh lebih besar, sehingga mestinya penumpang juga memiliki kemampuan menganalisa situasi lebih baik dibanding jika di sebelah kanan yang lebih terhalang.
Dalam kasus meninggalnya Hermanto Dardak, ada dugaan ia tertidur sehingga tidak ada antisipasi ketika terjadi kecelakaan.
Sementara untuk penumpang kendaraan besar seperti bus, Jusri merekomendasi penumpang untuk duduk di baris ke-3 atau ke-4.
"Posisinya segaris dengan sopir atau di sisi kanan akan mudah terlindung," jelasnya.
Ia tidak merekomendasi di posisi paling belakang atau di belakang sopir atau di sisi kiri.
"Posisi baris ke-3 atau ke-4 jika ada tabrakan depan, ruang mesin atau posisi sopir bisa menyerap dampak benturan yang terjadi sehingga impact di baris ke-3 atau ke-4 lebih kecil," tutupnya.
Editor | : | Hendra |
KOMENTAR