Sehingga pihaknya tidak terlalu ambil pusing, ketika ditanya apakah tidak merasa tertinggal terkait elektrifikasi dengan pabrikan-pabrikan lain di Indonesia.
"Dunia selalu berubah, kami mengikuti keinginan konsumen dan lingkungan yang dalam hal ini adalah infrastruktur," ucap Billy dalam kesempatan terpisah.
"Jadi kapan saatnya kami mengenalkan suatu teknologi itu harus sesuai dengan waktu dan infrastruktur yang tersedia," imbuhnya.
Meskipun begitu, Billy menegaskan bahwa pihaknya berkomitmen penuh untuk mencapai elektrifikasi secara penuh dalam beberapa tahun mendatang.
“Karena teknologi itu harus bisa memberikan manfaat dan yang paling penting membuat konsumen senang,” ucapnya.
“Sistem e:HEV ini sangat efisien untuk mengurangi karbon, menghemat penggunaan energi, namun tetap menyenangkan untuk dikendarai.” jelasnya.
Sebagai informasi, sistem hybrid e:HEV terdiri dari empat komponen utama yaitu mesin bensin dengan Atkinson Cycle, Electronic CVT atau e-CVT, Intelligent Power Unit, dan Power Control Unit.
Keempat komponen tersebut bekerja sama untuk menghadirkan tiga mode berkendara yang akan otomatis berganti sesuai dengan beban mesin.
Ketiga mode tersebut adalah mode EV di mana motor listrik akan bekerja sendiri untuk pengendaraan dalam kota dengan kecepatan rendah.
Mode hybrid di mana mesin bensin dan motor listrik akan bertandem ketika pengendara menginginkan akselerasi ekstra.
Serta mode Engine Drive di mana mesin bensin bekerja sendiri saat mobil dalam kecepatan tinggi dengan kondisi kecepatan stabil sembari mengisi daya listrik.
Di GIIAS 2022, pengunjung bisa mencoba langsung teknologi tersebut dengan test drive Honda CR-V e:HEV dan Accord e:HEV.
Editor | : | Muhammad Ermiel Zulfikar |
KOMENTAR