Di rumah sakit, Puig sama sekali tak bisa merasakan ataupun menggerakkan kakinya, hingga solusi amputasi sempat diwacanakan karena kondisi yang sangat parah.
Untungnya ada ide lain, di mana Puig akan mendapat transplantasi tulang sapi untuk bisa mengembalikan kakinya.
Transplantasi itu sukses namun Puig merasa kakinya tak bisa 100 pesen seperti sedia kala.
Puig sadar tak bisa kompetitif lagi balapan dengan kondisi tersebut, hingga akhirnya memutuskan akhiri karier balap yang masih seumur jagung.
Akibat crash parah yang dialami Puig, juga membuat sirkuit Le Mans sempat tidak dipakai MotoGP selama beberapa tahun.
Trek legendaris ini baru bisa comeback pada 2000 silam, dengan berbagai revisi untuk menunjang keselamatan pembalap.
Karier sebagai pembalap tamat, Puig tak menyerah dengan passion di dunia balap.
Puig melompat ke pembinaan pembalap muda, sebagai pencari bakat dan akhirnya menemukan beberapa bakat muda fenomenal.
Misalnya saja Casey Stoner, Dani Pedrosa, Toni Elias dan beberapa nama lain yang lahir gara-gara tangan dingin Puig.
Nama Puig malah bisa dibilang lebih sukses sebagai pencari bakat ulung, dan kariernya di MotoGP semakin bersinar meski tidak lagi tampil sebagai pembalap.
Cedera yang dialami saat crash pada 1995 tersebut masih mempengaruhi kondisi fisiknya hingga saat ini, rasa sakitnya kadang masih ada.
Selain itu jika diperhatikan, cara berjalan Puig tidak seperti kebanyakan orang.
Terkadang masalah kaki tersebut masih mengganggunya, misalnya saja pada 2021 lalu Puig harus masuk rumah sakit lagi.
Hingga beberapa kali dia tak bisa mendampingi tim Repsol Honda saat balapan, karena sakit kakinya kambuh.
Editor | : | Muhammad Ermiel Zulfikar |
Sumber | : | motosangp.com,Bikemagazine.co.uk |
KOMENTAR