Baca berita tanpa iklan. Gabung Gridoto.com+

Beli Pertalite Diatur, Ini Efek Jika Dipakai di Mesin Kompresi Tinggi

Radityo Herdianto - Kamis, 2 Juni 2022 | 20:00 WIB
Foto ilustrasi noozle Pertalite. Bensin Pertalite bakal dilarang buat kendaraan ini.
Kompas.com
Foto ilustrasi noozle Pertalite. Bensin Pertalite bakal dilarang buat kendaraan ini.

GridOto.com - Beli bensin jenis Pertalite diatur, ini efek jika dipakai di mesin kompresi tinggi.

Pemerintah berencana mengatur pembelian bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertalite yang sudah disubsidi.

Dari spesifikasi, Pertalite memiliki nilai oktan 90 yang bisa digunakan untuk rasio kompresi mesin 9:1 hingga 10:1.

Dr. Tri Yuswidjajanto Zaenuri, Ahli Motor Bakar Institut Teknologi Bandung (ITB) mengatakan mesin mobil sekarang baik kelas menengah ke atas maupun kelas low-end umumnya sudah memiliki rasio kompresi mesin di atas 10:1.

Sebagai contoh Honda Brio Satya kelas LCGC memiliki rasio kompresi mesin 10,1:1, Toyota Avanza baru dengan rasio kompresi 11:1, hingga Daihatsu Rocky 1.2 dengan kompresi 12:1.

Kompresi mesin bisa bocor
ryan/gridoto.com
Kompresi mesin bisa bocor

Baca Juga: Resmi Jadi Rp 12.500 per Liter, Begini Spesifikasi Bensin Pertamax

"Pertalite mengakomodir kebutuhan kompresi mesin 9:1 sampai 10:1," sebut Tri.

"Penggunaan bahan bakar dengan spesifikasi yang lebih rendah dari kompresi bisa memicu kerusakan mesin," sambungnya.

Tri menjelaskan bahwa semakin rendah angka oktan bensin maka semakin cepat waktu untuk bisa terbakar.

Untuk itu bensin oktan rendah dipakai di mesin kompresi rendah agar tidak terbakar duluan.

"Jika bensin oktan rendah dipakai untuk mesin kompresi mesin tinggi maka akan timbul detonasi," terang Tri.

Timing pengapian sudah diatur oleh ECU
Topspeed.com
Timing pengapian sudah diatur oleh ECU

Baca Juga: Harga Pertamax Resmi Naik, Ini Manfaat Oktan 92 yang Terkandung

Detonasi timbul akibat bahan bakar yang masuk terbakar duluan sebelum proses kompresi atau titik mati atas (TMA).

Sehingga pembakaran tidak bisa sempurna dan membuat performa mesin tidak optimal.

"Istilah umumnya gejala ngelitik, lama-lama piston dan connecting rod bisa rusak juga," tekan Tri.

Editor : Dwi Wahyu R.

Sobat bisa berlangganan Tabloid OTOMOTIF lewat www.gridstore.id.

Atau versi elektronik (e-Magz) yang dapat diakses secara online di : ebooks.gramedia.com, myedisi.com atau majalah.id



REKOMENDASI HARI INI

Punya Wujud Kalcer, Motor Matic Retro Baru Honda Bisa Saingi Yamaha Fazzio

KOMENTAR

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

loading
SELANJUTNYA INDEX BERITA
Close Ads X
yt-1 in left right search line play fb gp tw wa