"Imitasi adalah bentuk pujian tertinggi pada akhirnya. Bukan kebetulan kami punya beberapa orang yang pindah dari Red Bull ke Aston Martin di musim dingin sebelum musim ini dimulai," ungkap Christian Horner dilansir GridOto.com dari Sky F1.
Horner pun merasa ada staff yang berkhianat yang melakukan kecurangan dengan membawa data dari Red Bull ke Aston Martin saat dia pindah tim.
Meski sementara menyatakan tidak ada pelanggaran, FIA pun sudah meminta data soal orang-orang yang pindah dari Red Bull ke Aston Martin sebelum musim 2022.
"Ini seolah membunyikan alarm kami. Yang boleh adalah ketika orang pindah, mereka hanya membawa yang di pikiran mereka, itu fair karena itu pengetahuan mereka," lanjutnya.
"Yang tidak fair, tidak bisa diterima, jika ada transfer hak kekayaan intelektual di sana," tegas Horner.
Red Bull kini langsung menggelar investigasi mendalam karena mungkin ada banyak data lain juga yang mungkin saja bocor ke Aston Martin.
"Aku takkan menyebut individu, tapi ini akan jadi masalah kriminal, karena hak kekayaan intelektual adalah darah untuk hidup. Kami menginvestasikan jutaan poundsterling untuk itu. Kau tak bisa hanya melihat hal itu menjadi milik rival," imbuhnya.
"Kecuali kalau kami bisa menjual part aerodinamika. Kami sudah memulai investigasi. Kami juga memperkuat proteksi software kami, kami tahu software kami terkunci dan diawasi," jelasnya.
Horner pun yakin masalah ini akan semakin besar jika mobil Aston Martin bisa makin kencang.
Itu artinya tidak hanya Red Bull, tapi tim lain juga tidak terima dengan dugaan penjiplakan ini.
Editor | : | Fendi |
Sumber | : | planetf1.com,SkySports.com |
KOMENTAR