GridOto.com - Ternyata ini alasan fast charging mobil listrik cuma bisa sampai 80 persen.
Mobil listrik dengan mobilitas cukup tinggi, keberadaan alat fast charging tentu berperan penting.
Sebab dengan pengisian fast charging dari kosong hingga 80 persen baterai umumnya tidak sampai 1 jam.
Namun tentunya sedikit janggal jika pengisian ulang daya baterai secara cepat hanya mentok di 80 persen kapasitas baterai.
"Fast charging dibatasi sampai kapasitas 80 persen baterai diperlukan untuk faktor keamanan," sebut Suprayetno, Head of Service Planning and Strategy Department PT Hyundai Motors Indonesia (HMID).
Baca Juga: Nyaman dan Irit, Begini Cara Kerja e-Pedal Mobil Listrik Nissan Leaf
Di bawah 80 persen, daya listrik yang bisa diserap bisa di atas 50 kW tergantung kekuatan alat fast charging.
Setelah melewati 80 persen, kekuatan listrik yang diserap akan di-cut paling tidak 10 kW ke bawah.
"Semakin kuat arus listrik yang masuk menghasilkan panas yang lebih tinggi," tutur Suprayetno.
"Jika baterai terus panas hingga kapasitas 100 persen, battery health-nya cepat turun," sambungnya.
Untuk itulah sisa 20 persen dari pengisian fast charging dibatasi sebagai proses cooling down.
Baca Juga: Sering Dipakai, Tapi Fitur Satu Ini Bikin Mobil Listrik Jadi Boros
Baterai diberi kesempatan menyerap arus listrik yang tidak terlalu panas sampai bisa terisi penuh.
"Cut-off arus listrik yang besar juga menjaga siklus charging baterai tidak terlalu tinggi," ujar Suprayetno.
"Siklus charging yang tinggi akan memperpendek usia pemakaian baterai," tutupnya.
Editor | : | Dwi Wahyu R. |
KOMENTAR