GridOto.com - MotoGP Prancis 2022 ini dihebohkan dengan adanya kabar praktik kecurangan beberapa tim pada aturan tekanan ban motor saat balapan.
Ban khususnya ban depan sangat menentukan hasil balap karena menjadi elemen penting menentukan seberapa cepat motor masuk dan keluar tikungan.
Bagian ban depan ini juga harus beroperasi dalam temperatur dan tekanan tertentu untuk bisa digunakan secara optimal.
Mengurangi tekanan ban sebelum dipakai balapan jadi solusi cukup mudah untuk menambah grip.
Karena pada banyak kondisi, tekanan ban akan bertambah secara signifikan saat dipakai balapan dan hal itu akan mengurangi grip.
Masalahnya, para mekanik tidak bisa mengurangi tekanan ban seenak jidat karena ada aturan minimal soal tekanan ban motor MotoGP.
MotoGP menerapkan batas 1.9 bar (27,6 psi) pada ban slick depan dan 1.7 bar (24,6 psi) pada ban belakang.
Aturan ini dibuat untuk menjaga keselamatan para pembalap, karena tekanan ban yang terlalu rendah akan membahayakan keselamatan.
Yang mencengangkan adalah data tekanan ban yang dikumpulkan Michelin pada balapan seri sebelumnya di Jerez.
Baca Juga: Hasil FP1 Moto2 Prancis 2022 - Somkiat Chantra Tercepat, Pembalap Tim Indonesia Kurang Memuaskan
Perlu diketahui untuk menyikapi perubahan tekanan selama balapan berlangsung, MotoGP menerapkan bahwa ban harus berada di tekanan yang sesuai aturan selama setidaknya 12 lap.
Pecco Bagnaia yang menang MotoGP Spanyol 2022 serta beberapa rider seperti Jorge Martin, Alex Rins serta Andrea Dovizioso ternyata kedapatan tidak memakai ban dengan tekanan yang sesuai aturan.
Ban depan Bagnaia tidak satu lap pun berada di tekanan yang sesuai aturan, sementara Martin hanya dalam satu lap saja.
Lantas kenapa Pecco yang menang di Jerez tidak kena penalti?
Dilansir GridOto.com dari Motorsport Magazine, itu karena aturan soal tekanan ban tersebut lemah.
Adanya gentlemen’s agreement antara Motor Sport Manufacturer Association (MSMA) dan Michelin membuat aturan ini melemah dan tidak menutup peluang pelanggaran tanpa sanksi.
Sejak 2016, hanya dua pabrikan yang mengklaim benar-benar menjaga aturan ini.
Tapi bersamaan dengan terbukanya masalah ini, dua pabrikan tersebut sudah gerah dan tak mau lagi menaati aturan tersebut lagi.
Dalam beberapa bulan terakhir, beberapa mekanik senior serta salah satu manajer tim sempat mendiskusikan masalah ini agar aturannya bisa dibuat lebih ketat.
Salah satu mekanik senior yang tidak disebutkan namanya, mengungkap masalah ini kepada jurnalis Mat Oxley.
"Kau tak bisa membiarkan orang melanggar dan pergi begitu saja. Jelas sejak lama ada beberapa tim mencurangi aturan ban ini. Kami tak senang dengan situasi ini, sudah terlalu lama dan ini tak benar," ujarnya.
"Masalahnya ada tim yang menghormati aturan dan ada yang tidak, jadi mereka bisa mendapat performa ban yang lebih bagus dan lolos begitu saja, karena ada istilah gentlement's agreement. Yang paling buruk adalah kami melihatnya berulang-ulang," jelasnya.
Saat ini, usulan sudah sampai ke MSMA, Michelin, Dorna serta IRTA untuk benar-benar menerapkan aturan tekanan ban.
"Aturan tekanan ban harus benar-benar dijalankan, seperti aturan lainnya. Jika aturannya kuat maka situasi di Jerez takkan ada lagi, di mana sang pemenang melanggar aturan di setiap lap balapan," jelasnya.
Editor | : | Eka Budhiansyah |
Sumber | : | MotoGP.com |
KOMENTAR