Top speed juga kena imbasnya, angka 143 km/jam di spidometer yang diraih di Sentul tak bisa diperbaiki karena setelah dites berulang kali hasilnya selalu hanya mentok di angka 138-139 km/jam saja.
Meski ada penurunan peak power dan akselerasi saat diukur pakai alat, tapi sebenarnya saat dipakai harian hampir tak berasa bedanya.
Mesinnya tetap khas R15, yang punya karakter torsi besar sejak putaran rendah dan kenaikan tenaga linear.
Efeknya buat jalan santai tak perlu buka gas dalam-dalam, dan ketika perlu kencang misal saat akan menyalip tinggal bejek gas saja.
Tenaga dan torsi secara spontan bakal keluar tanpa perlu ada jeda atau “ngok” dulu, bisa dibilang keduanya selalu tersedia kapan kita butuh.
Karakter khas mesin generasi V-Ixion juga masih terbawa sampai R15M, seperti misalnya suara ngretek ketika berakselerasi.
Lalu ada vibrasi ringan di putaran tinggi mulai 7.000 rpm serta proses pindah giginya terasa empuk, mudah dan tak gampang nyangkut.
Konsumsi Bensin
Dengan karakter mesin yang punya tenaga dan torsi rata, buat penggunaan harian yang relatif jarang berkitir tinggi efeknya bahan bakar R15M jadi tergolong irit.
Tercatat dapat angka 44,5 km/liter! Irit kan! Padahal itu dipakai lebih dari 400 km dengan kondisi jalan dan cara berkendara beragam.
Baca Juga: Banyak Yang Penasaran, Ini Beda Spek Mesin Yamaha R15M dengan R15 V3
Mulai jalan santai, kebut-kebutan buat ambil data tes, sampai dibejek maksimal di atas dyno!
Oiya bahan bakarnya pakai Pertamax, yang tentunya masih cocok dengan rasio kompresi mesinnya yaitu 11,6:1.
Mesinnya sendiri bisa bertenaga namun tetap iriti bensin berkat penggunaan teknologi Variable Valve Actuation (VVA) yang digunakan.
Hasilnya motor tetap sigap di putaran bawah tanpa harus mengorbankan karakter putaran atasnya.
Editor | : | Dimas Pradopo |
KOMENTAR