GridOto.com – Test Ride Honda CB150X yang hasilnya ternyata pas dipakai buat harian dan turing, begini hasil review dan plus minusnya.
Pastinya bikin penasaran dari segi posisi berkendara jika dipakai turing, performa mesin, khususnya tentang klaim power, top speed dan konsumsi bensinnya.
Untuk menjawab hal tersebut, kami pun coba lakukan pengetesan selama 10 hari dengan total jarak lebih dari 860 km, dipakai buat harian dan tentu saja juga turing.
Riding Position & Handling
Merupakan motor sport adventure touring, kenyamanan dalam berkendara mulai dari posisi duduk, karakter suspensi sampai handling tentu jadi fokus utama.
Hasilnya posisi pengendara jadi santai, dengan punggung tegak dan tangan juga rileks sehingga bikin perjalanan lama dan jauh jadi enggak lekas lelah.
Hal ini didapat dari letak setang yang tinggi dan lebar, dengan jok yang tak begitu tinggi (817 mm) dan letak pijakan kaki yang lebih maju dari jok.
Catatannya, ternyata busa joknya meski tebal tapi karakternya kaku mirip jok PCX, jadi di atas 30 menit bokong mulai terasa pedas.
Bicara karakter suspensi dan handlingnya, ternyata CB150X memang lebih cocok buat turing on-road, atau maksimal off-road ringan, misal jalanan gravel.
Sebab ban yang dipakai persis sama dengan CBR150R maupun CB150R yaitu IRC Road Winner, sehingga lebih pas buat di aspal dan cenderung licin di jalan tanah.
Suspensi depan pakai upside down Showa SFF-BP 37 mm karakternya tergolong empuk, punya jarak main 150 mm, 30 mm lebih panjang dari milik CBR150R.
Suspensi belakang pakai monosok pro-link pakai spek per progresif dan jarak main lebih panjang 10 mm dari CB150R, tapi secara karakter bisa dibilang mirip.
Hasilnya suspensi belakang terasa keras untuk motor bergaya adventure, namun ketika dipakai ngebut di jalan aspal memang jadi stabil banget.
Dengan bobot cuma 139 kg hasilnya CB150X terasa ringan dan lincah. Paling yang agak repot saat di kemacetan, setangnya yang lebar rawan menyenggol spion mobil.
Performa
Mesin pakai berkode K56 serupa CBR150R, CB150R, GTR 150 dan Sonic 150R. 149,2 cc 1 silinder DOHC 4 katup injeksi berpendingin cairan dan transmisi manual 6 percepatan.
Pada CB150X, Honda mengklaim tenaga dan torsi di putaran rendah sampai menengah lebih diutamakan, makanya tenaga maksimal jadi lebih rendah dibanding CB150R atau CBR150R.
Tercatat tenaga maksimal di angka 15,4 dk di 9.000 rpm, beda 1,2 dk dari CB150R yang mencapai 16,6 dk di rpm yang sama. Sedang torsi maksimal sama, 13,8 Nm di 7.000 rpm.
Baca Juga: Mantab! CB150X Punya Fitur Anti Masuk Angin, Kecil Tapi Fungsi Banget Buat Turing
Dari hasil run dyno di Sportisi Motorsport, CB150X tercatat dapat angka 13,77 dk di 7.770 rpm dan torsi 13,30 Nm di 6.950 rpm. Limiter mesin ada di 10.800 rpm.
Cukup main di rpm rendah menengah saat dipakai turing atau harian, karakter mesin CB150X memang menyenangkan, terasa bertenaga dan responsif.
Walaupun belum ada fitur assist & slipper clutch tuasnya tergolong ringan, di kemacetan enggak bikin jari lekas pegal.
Jadi karakter motor sport bikinan AHM, rantainya sudah berisik walaupun odometer belum 1.000 km dan sudah di kasih pelumas.
Konsumsi Bensin
Punya rasio kompresi 11,3:1, CB150X tentunya masih cocok dikasih bahan bakar dengan RON 92 seperti Pertamax.
Dipakai harian, turing sampai uji performa mesin dengan total jarak lebih dari 860 km, ternyata konsumsi bensin rata-ratanya bisa dapat 45,3 km/liter.
Bisa dapat segitu tentu karena karakter mesinnya memang enak main di putaran bawah sampai menengah, jadi pengendara jarang pelintir gas dalam-dalam.
Dengan kapasitas tangki 12 liter, sekali isi penuh CB150X bisa dipakai melaju sejauh kurang lebih 543,6 km.
Baca Juga: First Review Honda CB150X, Bodi Gede Tapi Lincah, Gimana Performanya?
Fitur & Teknologi
CB150X punya windshield ramping tapi cukup tinggi, efektif untuk menghalangi angin langsung ke badan sehingga risiko masuk angin lebih minim saat turing.
Tapi saat berkendara dalam kota di siang hari yang terik, jadi berasa gerah akibat embusan angin dari depan yang minim kalau pakai jaket yang tebal.
Setangnya yang pakai model tapered handlebar dibekali raiser tinggi dengan dasaran karet.
Efeknya getaran dari mesin bisa diredam secara maksimal.
Lampu-lampu di motor sudah full LED, sayangnya lampu utama terasa kurang terang. Jadi buat yang suka turing jauh, wajib banget nih pasang lampu tambahan.
Panel instrumen sudah full digital berisi spidometer, takometer, gear position, jam, odometer, tripmeter A & B, fuel meter dan info konsumsi bensin A & B.
Karena letak kontak yang menjorok ke dalam dan tak ada tombol engine cut off, mematikan mesin akan cukup sulit dilakukan jika perlu buru-buru.
Kemudian standar samping ukurannya terasa kurang panjang, jadi motor terkesan terlalu miring dan tentu rawan roboh jika lokasi parkir tidak rata.
Editor | : | Dimas Pradopo |
KOMENTAR