Demi menghalau penonton, panitia membentangkan spanduk di sekeliling pagar komplek Mandala Krida.
Meski begitu di beberapa titik, terlihat masyarakat umum yang mencoba menonton dari luar pagar.
Mereka memanfaatkan spanduk yang tak terpasang sempurna di beberapa spot sebagai celah untuk melongok ke dalam.
Mungkin saking penasarannya, mengingat ajang balap lokal memang sempat lesu akibat pandemi Covid-19.
"Sebenarnya pengin masuk, tapi katanya tidak boleh untuk umum, yasudah," kata Indra Firmansyah, yang asli orang Yogyakarta ini.
"Untung di sini lumayan jelas, meski ya agak jauh dari trek," lanjutnya sembari menonton dari luar pagar sisi Selatan Mandala Krida.
Senada dengan Indra, Eki Haryadi yang baru ingin menjawab rasa penasarannya akan pengalaman menonton balapan juga harus kecewa.
"Sebenarnya enggak ada rencana, tapi pas lewat sini kok ada ramai-ramai ternyata ada balapan, saya penasaran sebenarnya," katanya.
"Saya putari stadion untuk mencari di mana bisa mendapat tiket, ternyata memang tak dibuka untuk umum," keluhnya.
Sebenarnya menggelar acara road race tanpa penonton ya berat juga.
Bayangkan, panitia yang harusnya bisa dapat pemasukan dari ribuan tiket yang dijual ke penonton, jadi nihil.
"Syukurnya banyak pihak, temen, juga perusahaan di Jogja, maupun dari instansi pemerintah, yang support ke kami, meskipun belum maksimal, tapi ya cukuplah kalau untuk menjalankan seri ini," kata Iwan.
Semoga saja pandemi segera berakhir ya.
Agar iklim balapan di Indonesia bisa kembali ramai dan bisa menguntungkan banyak pihak, mulai dari masyarakat, panitia, juga tentu saja para pembalapnya.
Editor | : | Dida Argadea |
KOMENTAR