Umar pun akhirnya memutarbalikkan mobilnya lagi menuju jalan semula, dan terjebak kemacetan hingga pukul 21.00 WIB.
"Baru lancar sekitar jam 21.00 setelah melewati simpang Gadog," katanya.
Selama terjebak macet, Umar mengaku hanya bisa pasrah dan tidak mau mengambil risiko mencari jalan alternatif lainnya.
"Ya selama macet itu saya diam aja di mobil, sambil sesekali keluar jalan-jalan untuk merenggangkan otot," tukasnya.
"Kalau kondisinya enggak bergerak, mesin saya matikan, kaca jendela saya buka. Karena kebetulan cuacanya sejuk jadi enggak terlalu panas di dalam mobil," tutupnya.
Ia pun mengaku sangat kesulitan untuk membeli makan dan mencari tempat ibadah saat terjebak macet panjang tersebut.
Sebab, ia mengaku lebih sering tertahan di lokasi yang tanpa pedagang asongan atau warung makan.
"Saya dan keluarga enggak makan siang, baru bisa makan itu sekitar jam 18.00 WIB. Soalnya saya lebih sering ketahan di jalanan yang kanan kirinya kebun enggak ada tukang jualan," jelasnya.
"Cari makanan ringan dan air mineral di warung-warung pinggir jalan juga susah, soalnya pada habis semua," tukasnya.
Ia mengaku ini merupakan pengalaman pertamanya terjebak macet hingga 10 jam di kawasan Puncak, Bogor.
"Biasanya paling cuma sekitar 4-5 jam. Ini saya kaget juga sih, pertama kalinya macet sampai 10 jam gini dan sampai viral di media sosial," tutupnya.
Editor | : | Eka Budhiansyah |
KOMENTAR