“Besar ruangannya 4x5 meter termasuk teras, double bed, AC, shower dengan air panas, dan kamar mandi di dalam,” ujar Zen.
Ada koneksi Wi-Fi juga, meskipun dari pengalaman GridOto kecepatannya tidak terlalu tinggi.
Zen mengatakan, rata-rata homestay di daerah Kuta pada rentang harga Rp 200-300 ribuan juga menyediakan fasilitas serupa.
Perbedaannya mungkin ada di penambahan sarapan yang disediakan pihak penginapan, karena di Kuta Circle Homestay sendiri hal tersebut tidak tersedia.
Meskipun cukup terjangkau, sobat harus siap-siap merogoh kocek lebih dalam kalau mencari penginapan saat peak season atau musim ramai.
“Kalau sedang peak season, harganya bisa naik 4 kali lipat seperti dari yang tadinya Rp 200 ribuan menjadi Rp 800 ribuan per malam,” kata Zen.
“Mencarinya (kamar kosong) juga susah, karena di peak season rata-rata penginapan akan full book bahkan hingga Mataram," tambahnya.
Menurut Zen, peak season di Lombok adalah pada Juni, Juli, Agustus, dan Desember, serta saat ada event besar seperti MotoGP Mandalika pada Maret nanti atau WorldSBK di bulan November mendatang.
Oleh karena itu, ia menyarankan sobat untuk memesan kamar setidaknya dua bulan sebelum keberangkatan.
“Sebetulnya satu bulan masih cukup, tapi kalau mau betul-betul aman itu setidaknya dua hingga tiga bulan sebelumnya,” tutup Zen.
Editor | : | Fendi |
KOMENTAR