GridOto.com - Mobil diesel isi bahan bakar minyak (BBM) tinggi sulfur, ini komponen-komponen yang terdampak.
BBM diesel tinggi sulfur seperti Solar (CN 48) bisa memicu sejumlah masalah pada mobil mesin diesel common rail.
Setidaknya ada sejumlah komponen yang terdampak dari penggunaan BBM diesel tinggi sulfur.
Koko Chandra dari Nusantara Berlian Motor, distributor spare part Mitsubishi di Indonesia menjabarkan komponen-komponen yang terdampak akibat penggunaan BBM diesel tinggi sulfur.
"Umumnya filter bahan bakar jadi mudah kotor," bukanya kepada GridOto.com saat ditemui di Palmerah, Jakarta Selatan.
Baca Juga: Pakai BBM Diesel Rendah Sulfur Cegah Mesin Dari Korosi? Ini Faktanya
Filter bahan bakar menjadi penyaring partikel sulfur dari aliran bahan bakar.
Kandungan sulfur BBM diesel yang tinggi mempercepat usia pakai filter bahan bakar.
"Jika sudah kotor tinggal ganti, karena ini memang spare part fast moving," sebut Koko.
"Yang perlu dikhawatirkan adalah komponen terdampak lainnya seperti fuel pump, fuel rail, dan injektor," paparnya.
Meski menurut Koko komponen ini tidak terlalu berpengaruh tapi sekalinya terdampak cukup menjadi masalah.
Seperti solenoid pada fuel pump yang macet karena penumpukan partikel sulfur.
Baca Juga: BBM Diesel Non-Subsidi Lebih Aman Buat Mobil yang Jarang Dipakai?
"Fuel pump tidak bisa memompa bahan bakar, aliran bahan bakar terganggu," ujar Koko.
Begitu juga dengan fuel rail yang punya ukuran kecil untuk menjaga tekanan aliran bahan bakar tetap tinggi.
"Jumlah partikel sulfur yang banyak memudahkan terjadi penyumbatan," sebut Koko.
Filter bahan bakar tidak sanggup menyaring partikel sulfur tentu akan lolos ke injektor.
Injektor inilah yang menjadi ujung tumpu pengabutan bahan bakar ke ruang bakar mesin.
"Lubang pin injektor yang sangat kecil tertutup partikel sulfur, tekanan tinggi dari bahan bakar bisa bikin jebol injektor," tegas Koko.
Jadi selalu gunakan bahan bakar diesel kualitas tinggi yang rendah sulfur seperti Pertamina Dex (CN 53) dengan kandungan sulfur maksimum 300 ppm.
Editor | : | Dwi Wahyu R. |
KOMENTAR