Ditambah infrastruktur pendukung untuk ekosistem kendaraan elektrifikasi yang belum sepenuhnya memadai, sehingga buat masyarakat berpikir dua kali sebelum membelinya.
"Alasannya menurut saya cukup masuk akal sekali, harganya masih mahal, infrastrukturnya belum memadai, kemudian kondisi alam Indonesia yang masih banyak banjir dan secara mental masih belum siap," tuturnya.
Lebih lanjut, Amel juga menuturkan bahwa permintaan dan kontribusi mobil listrik terhadap sektor otomotif Tanah Air masih sangat rendah.
Namun bukan berarti pihaknya mengabaikan begitu saja, sebab Daihatsu akan terus memantau perkembangan mobil listrik di Indonesia sebelum benar-benar terjun ke pasar.
"Jadi kami akan terus mencermati dan melihat kesiapan dari masyarakat Indonesia. Kalau dirasa demand itu sudah tumbuh, Daihatsu akan ikut," papar Amel lagi.
"Sekarang belum bisa bicara apa-apa, sepanjang masyarakat Indonesia-nya belum siap menerima mobil listrik," pungkasnya.
Editor | : | Muhammad Ermiel Zulfikar |
KOMENTAR