"Itulah kenapa tak masuk akal jika kami dibilang memberikan paksaan kontrak. Di Red Bull Rookies Cup kami pemasok motornya, tapi kami tidak pernah memberikan kontrak apapun kepada pembalap karena mereka belum masuk usia legal," jelasnya.
Malahan, Beirer mengaku banyak pembalap muda yang mengajukan diri untuk bergabung ke proyek pembalap muda KTM.
Beirer malah menyindir balik Ducati yang tidak ikut dalam pengembangan pembalap muda, tapi malah protes ke KTM yang total dalam pengembangan pembalap muda.
"Aku tak tahu apa yang dimakan oleh orang Ducati itu sampai-sampai dia bilang semua itu soal kami. Jika Mr. Tardozzi mengklaim soal kompetisi tidak fair, aku hanya bisa mengajak Ducati untuk terlihat di pengembangan bibit muda," sindir Beirer.
"Aku tak ingat melihat ada motor Ducati di Moto3. Di KTM, kami membangun sendiri motor Moto3 untuk peserta Rookies Cup sejak 2013," tegasnya.
Menurut Beirer, jika sebuah pabrikan ingin punya pembalap muda harus berani untuk mengeluarkan uang lebih demi pembibitan sang pembalap.
Kalau Ducati tak mau mengeluarkan uang untuk program pembalap muda, wajar saja jika sulit mencari pembalap muda, begitulah kira-kira.
"Jika sekarang Ducati mendapat pasokan pembalap dari VR46 Riders Academy milik Valentino Rossi, itu cerdas dan cerdas. Tapi mereka jangan komplain soal program pembalap muda kami yang kompleks," tegas Beirer.
"Ducati seperti berjalan di atas es jika mengkritik KTM soal ini," tegas mantan pembalap motocross ini.
Baca Juga: Menilik Bursa Pembalap MotoGP 2023, Siapa Saja Berpeluang Pindah Tim?
Soal Jorge Martin, Beirer menilai seharusnya Ducati berterima kasih kepada KTM karena sudah memberikan salah satu pembalap muda terbaiknya.
Selain itu, KTM menilai banyak tim yang tidak kuat secara finansial untuk bisa menembus kejuaraan Moto3 dan Moto2.
Sementara KTM ada di sana, makanya wajar saja jika punya akses lebih besar untuk mencari rider muda.
Editor | : | Muhammad Ermiel Zulfikar |
Sumber | : | Speedweek.com |
KOMENTAR