Hal ini, jika melihat tujuan pemberlakuan kebijakan tersebut untuk memberikan insentif kepada konsumen.
Jika dilihat data yang dikeluarkan Gaikindo, kendaraan yang termasuk dalam Low Cost Green Car (LCGC) diisi sejumlah produk.
Mereka adalah Honda Brio Satya, Toyota Calya, Daihatsu Sigra, Toyota Agya, Daihatsu Ayla, Suzuki Karimun Wagon R, Datsun Go Panca dan Go+ Panca.
Jika berkaca pada data penjualan GAIKINDO, sepanjang 2021 segmen LCGC di Indonesia membukukan retail sales sebanyak 145.219 unit atau berkontribusi sebesar 16,4 persen dari total market.
Sementara untuk mobil di kisaran harga Rp 200 juta hingga Rp 250 juta tidak semua tipe dari brand kendaraan masuk di kisaran harga tersebut.
Umumnya diisi oleh tipe LMPV seperti Mitsubishi Xpander, Toyota All New Avanza dan Daihatsu All New Xenia, Suzuki Ertiga, Nissan Livina, Wuling Confero.
Sebagai contoh, Nissan Livina yang terdiri dari varian EL, VE dan VL.
Dari skema harga yang mendapatkan diskon PPnBM hanya varian EL.
Baca Juga: Ogah Kena Harapan Palsu, Honda Tunggu Kepastian Skema Baru Insentif PPnBM
Data dari Gaikindo penjualan varian EL ini hanya 34 unit sepanjang 2021.
Bandingkan dengan tipe VE atau VL yang terjual 494 unit dan 1.487 unit.
Contoh lainnya, untuk Mitsubishi Xpander yang tidak mendapatkan yakni Ultimate dan Sport dan varian yang mendapatkan diskon PPNBM yakni GLS dan Exceed.
Untuk Ultimate dan Sport yang tidak mendapatkan PPnBM DTP terjual sebanyak 15 ribu unit.
Sementara tipe Exceed dan GLS terjual sekitar 8.500 unit.
Sama seperti Toyota All New Avanza dan Daihatsu All New Xenia.
Produk yang mendapatkan PPnBM DTP di kisaran harga Rp 200-250 juta umumnya penjualannya lebih sedikit dibanding produk yang tidak mendapatkan PPnBM DTP.
Terlebih insentif yang diberikan untuk kendaraan di kisaran Rp 200-250 juta hanya pada kuartal 1 yakni Januari hingga akhir Maret.
Jadi, jika melihat tujuan memberikan insentif ini untuk menggairahkan roda ekonomi khususnya industri otomotif, sepertinya agak jauh.
Editor | : | Hendra |
KOMENTAR