GridOto.com - Motor bermesin 2-tak sempat merajai aspal Indonesia di era 1990-an.
Salah satu yang jadi favorit di era itu adalah Suzuki RGR 150.
Selain modelnya sporti bak motor balap, mesin yang digendongnya pun siap banget diajak ngebut.
Selama perjalanannya Suzuki RGR 150 ini mengalami cukup banyak ubahan yang membuat tampilannya makin sporti dari masa ke masa.
Yuk nostalgia dulu sama sepak terjang Suzuki RGR 150.
Suzuki RGR 150 Sprinter 1990-1993
Generasi pertama RGR 150 lahir tahun 1990 dengan desain fairingnya yang masih separuh alias half fairing, dengan undercowl disematkan di bawah mesin.
Bentuk bodinya pun masih mengotak.
Baca Juga: Bodinya Mulus, Suzuki RGR 150 Dibiarkan Terparkir di Samping Tong Pertamina
Pada bagian bodi belakang, lampu rem dan sein modelnya terpisah seperti yang digunakan di motor bebek Suzuki Sprinter, makanya dijuluki RGR Sprinter.
Suzuki RGR 150 generasi pertama ini pakai mesin 2-tak berkapasitas 147 cc, didapat dari bore x stroke 59,0 x 54,0 mm.
Rasio kompresinya lumayan tinggi yakni 7,0:1, padahal pendingin mesinnya cuma udara dan belum pakai radiator.
Sebagai penyuplai bensin dan udara pakai karburator Mikuni VM26SS, cukup kecil hanya 26 mm.
Pengapiannya pakai CDI, dengan sistem kelistrikan masih 6 volt.
Tenaga maksimal yang bisa dihasilkannya sebesar 24,2 dk di putaran mesin 10.000 rpm, dengan torsi maksimal 17,2 Nm di 8.500 rpm.
Mesin RGR 150 dibekali beberapa teknologi andalan Suzuki, pertama ada Super Scavenging System (SSS).
Yakni berupa lubang di blok mesin yang dihubungkan dengan semacan selang melingkar menuju tempat penyimpanan udara.
Sistem ini berfungsi memberi asupan udara yang lebih banyak ketika mesin membutuhkannnya di rpm tinggi.
Lalu ada Suzuki Intale Pulse Control (SIPC), berupa selang melingkar yang terpasang di intake manifold.
Fungsinya menyimpan sementara campuran bahan bakar dan udara yang belum tersedot ke ruang crankcase, mirip tabung YEIS di Yamaha.
Mesin RGR 150 juga dibekali Single Axle Counter Balancer (SACB), sehingga diklaim lebih bertenaga di putaran tinggi sekaligus minim getaran.
Soal sasis, Suzuki RGR 150 pakai pipa persegi yang ukurannya terbilang kecil.
Sebagai peredaman suspensi depan pakai jenis teleskopik, sementara belakang pakai monosok dengan link yang dinamakan full-floater suspension.
Dengan rangka pipa kecil dan tanpa adanya radiator, maka tak heran jika bobot RGR 150 jadi ringan, hanya 100 kg.
Bobot itu jauh di bawah Honda NSR 150 atau Yamaha TZM 150 yang lebih dari 115 kg.
Suzuki RGR 150 Crystal 1993-1995
Pada generasi kedua, RGR 150 berubah jadi pakai fairing model penuh alias full fairing.
Mesin jadi tertutup dan kesannya lebih aerodinamis.
Makanya saat itu di brosurnya terdapat embel-embel 'Sporty Version'.
Perubahan lainnya pada bodi belakang, lampu rem dan sein jadi satu yang persis dengan milik Suzuki Crystal.
Makanya ia disebut juga sebagai RGR Crystal.
Pada model kedua ini, ternyata ada dua generasi.
Versi pertama 1993-1994 dengan bodi belakangnya model terpisah.
Kalau yang generasi kedua di 1994 akhir sampai 1995 bodi belakang tak ada sambungan, utuh dari bawah tangki sampai lampu belakang.
Sementara mesin dan kelistrikan tak ada perubahan, masih sama dengan versi pertama.
Suzuki RGR 150 Tornado 1996-2000
Ia adalah RGR 150 yang paling sporti, ya karena muncul paling akhir makanya desainnya juga paling ciamik.
Perubahan drastis dialami RGR 150 pada tahun 1996, bodinya berubah total jadi lebih gendut dan membulat.
Lampu remnya mirip seperti yang digunakan Suzuki Tornado, dan lagi-lagi, makanya versi ini disebut RGR Tornado.
Perubahan juga ada di bagian kelistrikan yang kini jadi 12 volt.
Sedang mesin, rangka dan kaki-kaki tak ada perubahan signifikan.
Editor | : | Dida Argadea |
Sumber | : | Tabloid OTOMOTIF |
KOMENTAR