"Limiter-nya dipatok cuma sampai 11.300 rpm, untuk alasan safety," beber Wedjianto, technical service AHM saat itu.
Soal handling Honda CS1 ini juga boleh dapat acungan jempol.
"Dibawa menikung, sasis tidak terasa lari-lari, bobot motor enteng (berat kosonng 114 Kg) sehingga manuver terasa enteng," bilang Agus Bleduk, pembalap road race nasional yang juga ikut menjajal motor ini.
Mr. Testo juga sempat mengira kalau dengan setang yang tinggi akan menyulitkan buat menikung, tapi ternyata tidak.
Motor yang saat itu dijual seharga Rp 16,9 juta ini terasa mantap buat menikung hingga footstep depan menyentuh aspal.
Makanya wajar kalau saat itu AHM mengincar anak muda sebagai konsumen utama motor ini.
Honda CS1 ini stop produksi pada 2014 silam, salah satu penyebabnya ya angka penjualan yang kurang memuaskan.
Menurut kami, desain unik CS1 justru bikin motor ini jadi terlihat keren sekarang.
Apalagi kalau kondisi bodinya masih mulus, dijamin bisa bikin orang pada ngelirik deh.
Memang kalau dibilang Honda CS1 adalah produk gagal, secara penjualan mungkin iya, tapi soal performa harusnya enggak.
Terbukti dari impresi Mr. Testo tuh yang nyatanya banyak positifnya dari motor ini, setuju enggak?
Kalian ada yang punya Honda CS1 di rumah?
Editor | : | Dida Argadea |
Sumber | : | Tabloid OTOMOTIF |
KOMENTAR