GridOto.com - Belum lama ini wacana akan dihapusnya Bahan Bakar Minyak (BBM) milik Pertamina jenis Premium kembali mencuat.
Kabar mengenai pergeseran Premium ke Pertalite telah menjadi perbincangan hangat masyarakat Tanah Air dalam beberapa waktu terakhir.
Pasalnya telah beredar isu juga, kalau Pertalite akan dihapus secara bertahap agar BBM yang digunakan hanya Pertamax series.
Hal tersebut mengundang perhatian pakar ekonom Universitas Airlangga (UNAIR) Surabaya, Gigih Prihatono.
Melansir Surya.co.id, Gigih Prihanto berpendapat bahwa Indonesia saat ini memang memerlukan energi yang lebih ramah lingkungan.
"Ancaman terhadap iklim sudah cukup nyata. Tapi pergeseran penggunaan BBM ini tidak bisa dilakukan dalam waktu singkat," ucap Gigih Prihanto.
Gigih berpendapat, Indonesia membutuhkan waktu kurang lebih dua tahun agar benar-benar berpindah dari Premium ke Pertalite.
Baca Juga: BBM Premium Batal Dihapus Tahun Ini, Distribusinya Justru Bakal Diperluas ke Seluruh Indonesia
Baca Juga: BBM Premium 88 Masih Dipasarkan di 2022, Aturan Baru Bakal Tetap Distribusi ke Seluruh Indonesia
Namun ada beberapa hal yang perlu diperhatikan Pemerintah pusat agar semua berjalan dengan lancar.
"Terlebih saat ini sedang Indonesia sedang mengalami proses pemulihan dari Pandemi Covid-19," tambah pakar ekonom UNAIR.
Menurutnya, daya beli masyarakat di level bawah menjadi turun dalam masa pemulihan seperti ini.
Gigih menjelaskan, salah satu komponen hajat hidup orang banyak adalah terkait dengan BBM.
Alhasil ketika peraturan tersebut diterapkan, ditakutkan dapat mengurangi atau membebani masyarakat kalangan bawah.
"Menurut saya, jika shifting Premium ke Pertalite ini dibuat secara bertahap, tidak akan menjadi terlalu banyak masalah bagi perekonomian masyarakat Indonesia," tuturnya.
Artikel ini telah tayang di Surya.co.id dengan judul Pakar Ekonom UNAIR: Pergeseran BBM RON Rendah ke RON Tinggi Butuh Waktu 2 Tahun
Editor | : | Dida Argadea |
Sumber | : | Surya.co.id |
KOMENTAR