Baca Juga: Nostalgia Ayrton Senna dan Balapan F1 Tercepat, Cuma 24 Menit Sudah Finish Jadi Juara
Pada seri perdana di Bahrain misalnya, catatan waktu Mercedes lebih lambat 2,1 detik dari musim 2020 pada sesi kualifikasi.
Sementara Red Bull yang memiliki konsep high rake atau sudut lebih tinggi hanya kehilangan waktu 1,3 detik.
Konsep low rake ini memang selalu diterapkan oleh Mercedes sejak era turbo hybrid pada 2014 silam.
Dengan menempatkan posisi floor lebih rendah dan wheelbase yang lebih panjang, membuat mobil Mercedes memiliki keunggulan di trek yang memiliki trek lurus panjang seperti Bahrain, Silverstone dan Catalunya.
Sementara Red Bull selalu memiliki desain yang berlawanan dari Mercedes, mobil hasil desain Adrian Newey dan timnya ini selalu memiliki konsep high rake sejak masih menggunakan mesin Renault.
Dengan konsep high rake atau bagian belakang lebih tinggi serta wheelbase lebih pendek, mobil Red Bull selalu dominan di trek-trek yang membutuhkan cornering speed tinggi dan tidak banyak lintasan lurus panjang seperti Hungaria, Monako, Zandvoort, Austin dan tentu saja Red Bull Ring.
Meskipun begitu Mercedes mampu memenangkan 3 dari 4 balapan awal (Bahrain, Portimao dan Catalunya), di mana secara teori memang mobil dengan style low rake jauh lebih kuat di sirkuit dengan karakter stop & go yang memiliki straight panjang seperti tiga sirkuit tersebut.
Red Bull baru benar-benar menunjukkan tajinya sejak seri Monako di mana dengan mobil high rake dan wheel base pendek berhasil mendominasi sirkuit jalan raya Monte Carlo yang ikonik.
Baca Juga: Ferrari Segera Resmikan Simulator Baru Untuk Musim 2022, Ternyata Ini Pentingnya Simulator di F1
Editor | : | Muhammad Ermiel Zulfikar |
Sumber | : | GridOto.com |
KOMENTAR