Perubahan regulasi yang membuat Mercedes kehilangan performa dan usaha Honda untuk memberikan mesin terbaik pada musim terakhirnya di F1, membawa Red Bull lebih dekat kepada tim Panah Perak tersebut pada F1 2021.
Alhasil, Max Verstappen dan Lewis Hamilton berkali-kali saling bertukar posisi di puncak klasemen F1 2021 selama musim balap ini berlangsung.
Bahkan aksi Max Verstappen dan Lewis Hamilton di lintasan selama perebutan Juara Dunia F1 2021, juga beberapa kali membuahkan kontroversi.
Beberapa di antaranya adalah di F1 Inggris, F1 Italia, F1 Brasil dan F1 Arab Saudi.
Kontroversi terbesar muncul di seri penutup, yaitu F1 Abu Dhabi pada 15 Desember 2021 lalu.
Imbang di puncak klasemen bersama Hamilton, Max Verstappen keluar juga sebagai Juara Dunia F1 2021 setelah menyalip Juara Dunia F1 tujuh kali tersebut di lap terakhir usai periode Safety Car (SC).
Tapi hal itu sendiri bukanlah yang menjadi sebab kontroversi, melainkan keputusan Michael Masi sebagai Race Director yang dianggap terlalu menguntungkan Red Bull.
Masi memutuskan untuk memperbolehkan lima mobil yang berada di antara Hamilton dan Verstappen, untuk mendahului SC dan menyudahi periode SC tepat di lap yang sama.
Padahal, aturan mendikte bahwa periode SC hanya bisa diakhiri di lap berikutnya setelah mobil yang mendahului SC sudah kembali berada dalam barisan.
Tim Mercedes sendiri sempat melayangkan banding atas keputusan di atas, tapi memutuskan untuk menarik kembali banding tersebut.
Dengan demikian, gelar Juara Dunia F1 2021 milik Max Verstappen pun bertahan dan menjadikannya pembalap kedua asal Belanda yang merengkuh gelar Juara Dunia.
Verstappen menjadi yang kedua karena tiga tahun sebelumnya, kompatriot-nya yaitu Jeffrey Herlings lebih dulu sukses menjadi Juara Dunia kasta tertinggi balap motocross yaitu MXGP pada 2018 silam.
Editor | : | Muhammad Ermiel Zulfikar |
KOMENTAR