Baca Juga: PLTU Berbasis Batu Bara Masih Beroperasi, Penggunaan Kendaraan Listrik Disebut Masih Sumbang Emisi, Begini Tanggapan PLN
Salah satu ilmuan yang menciptakan mobil listrik Selo buatan anak bangsa ini menganggap, pengembangan kendaraan listrik lokal harus dipercepat dengan adanya industri motor penggerak, controller dan baterainya.
"Ini harus bisa dipecepat. Masa sudah 12 tahun anak banga ikut lomba kendaraan listrik tapi masih pakai komponen dari luar?" ujarnya.
Karena itu, ia begitu mengapresiasi pihak yang sudah berjuang membangun dan mengembangkan komponen kendaraan listrik di dalam negeri.
"Kami lihat teman-teman di ITS (Institut Teknologi Sepuluh November) Surabaya yang kendaraan listriknya mengikuti formula SAE bisa mengembangkan electric motor sendiri. Nah, ini bisa juga dilakukan di seluruh kampus di Indonesia," jelas Ricky.
Selain soal komponen, Ricky juga memandang elektrifikasi kendaraan di Indonesia juga memiliki kendala di bagian Sumber Daya Manusia (SDM).
"Tapi kita masih punya waktu untuk mencetak SDM dengan pengusaan teknologi kendaraan listrik. Mudah-mudahan pemerintah bisa memberikan BLK (Balai Latihan Kerja) dengan pelatihan-pelatihan penguasaan teknologi kendaraan listrik," katanya.
Langkah berikutnya Ricky bilang, Menteri Riset dan Tekonologi (Menristek) dan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) harus mampu memacu seluruh universitas untuk mengembangkan kendaraan listrik.
"Jadi tidak hanya UI, UGM, ITS atau ITB, tapi seluruh universitas juga. Caranya misalnya lewat penyerahan dana semisal Rp 2 miliar dengan tantangan mengembangkan teknologi komponen kendaraan listrik," terangnya.
Editor | : | Fendi |
KOMENTAR