Kedua puli ini masing-masing dapat bergerak ke kanan atau kiri.
Sehingga lebar kedua buah puli tersebut bisa berubah menyempit atau melebar.
Baca Juga: Enggak Mau Kalah dari Xpander dan Avanza, Suzuki Siapkan Ertiga Baru di GIIAS 2021?
Diameter belt ini yang menjadi rasio gigi pada transmisi CVT.
Nah, kalau transmisi otomatis konvensional, rasio gigi dibuat oleh planetary gear atau roda gigi planet kalau diterjemahkan dalam bahasa Indonesia.
Disebut seperti ini karena kombinasi roda giginya yang menyerupai pergerakan planet dan matahari.
Satu set planetary gear terdiri atas satu gigi cincin, satu gigi matahari, umumnya 3 atau 4 pinion, dan carrier sebagai pengikat gigi pinion.
Umumnya pada transmisi otomatis konvensional 4-speed terdapat dua set planetary gear yang bekerja sama menciptakan rasio gigi, dari gigi 1, 2, 3, 4 dan mundur.
Transmisi otomatis konvensional bekerja menggunakan torque converter yang bentuknya seperti donat itu.
Torque converter adalah koplingnya transmisi otomatis konvensional.
Torque converter memanfaatkan tekanan oli dari valve body yang akan menggerakkan input shaft dari transmisi otomatis yang menggerakkan laju mobil.
Jadi begitu perbedaan antara transmisi matik CVT dengan matik konvensional di Mitsubishi Xpander dan Xpander Cross Facelift.
Editor | : | Dwi Wahyu R. |
KOMENTAR