Razali mengaku sedikit menyesal menolak tawaran tersebut, seharusnya dia menerima saja tawarannya.
"Kami menyepakati deadline kesepakatan pada akhir Juli. Tapi mendekati tanggal itu, sepekan jelang penerbanganku menuju GP Styria, aku mendapat pemberitahuan dari supervisor marketing mereka hari Rabu, pekan yang sama saat aku akan menuju Austria," ungkap Razali.
Razali mulai menebak-nebak apa kabar yang akan diberikan Petronas.
Kalau tidak tetap dengan tawaran semula, Petronas akan membuka diskusi lagi, begitu pikiran Razali.
"Tapi mereka malah memilih mundur. Mereka tak memberikan kesempatan untuk diskusi lagi," sambungnya.
Razali kemudian memberi tahu CEO Sepang International Circuit (SIC) dan diketahui mundurnya Petronas karena situasi sulit dengan pemerintah Malaysia karena adanya Covid-19.
Bersama CEO SIC, Razali akhirnya menerima keputusan Petronas, ya mau bagaimana lagi.
"Tapi sepertinya itu alasan saja, karena di F1 dengan Mercedes, mereka mengeluarkan lebih banyak uang. Kami sepakat soal itu. Bukan karena performa kami, karena kami memulai tim MotoGP dengan start yang bagus. Padahal ketika Petronas gabung Mercedes di 2010, butuh beberapa tahun untuk sukses," jelasnya.
Baca Juga: Jadi Juara MotoGP 2021, Yamaha Siap Tancap Gas Perpanjang Kontrak Fabio Quartararo
Editor | : | Hendra |
Sumber | : | Speedweek.com |
KOMENTAR