Baca Juga: Bos Yamaha, Lin Jarvis - Maverick Vinales Gak Punya Mental Juara
"Banyak orang yang mengalami gangguan kesehatan mental karena Pandemi. Karena pandemi ini terjadi secara mendadak dan banyak mengubah pola hidup seperti segala kegiatan dilakukan dari rumah misalnya kerja atau sekolah secara virtual. Ini cukup mengganggu karena sifat manusia sebagai makhluk sosial," ucap Tika.
Tika mengungkapkan, gangguan kesehatan mental dipicu oleh stres seiring dengan masalah yang timbul sehari-hari.
"Karena pembatasan aktivitas karena PPKM atau PSBB, masalah di rumah sulit diselesaikan atau dilarikan ke hal lain yang lebih positif di luar rumah. Tekanan hidup sehari-hari saat pandemi ini membuat merenung hingga stres," paparnya.
Tika memaparkan, kondisi tersebut memicu kekerasan dalam rumah tangga, kekerasan verbal, hingga membuat suasana rumah tidak nyaman.
"Data 2020 Badan Kependudukan PBB menyatakan ada 31 juta kasus kekerasan dalam rumah tangga di dunia yang menyebabkan perceraian. Ini juga dipicu situasi pandemi dan masalah kesehatan mental yang tertahan lalu meledak dan menyebabkan sikap menyakiti orang lain," terangnya.
Seharusnya menurut Tika, masyarakat jangan sampai kehilangan kewarasannya meskipun kondisi kehidupan sedang tidak baik.
"Jadi untuk mencegah gangguan kesehatan mental, sebaiknya ciptakan suasana baru dan segar di rumah. Misalnya dalam bidang otomotif bisa mendekor garasi atau ruangan dengan pernak-pernik berbau otomotif, belajar membetulkan kendaraan, atau hal positif lainnya yang memicu kreativitas," ucalnya.
Tika menjelaskan, seseorang dengan kesehatan mental yang tidak baik dapat terlihat dari sikapnya yang merasa baik-baik saja di saat terkena masalah.
Baca Juga: Mengemudikan Mobil Mewah dan Kencang Bisa Membuat Seseorang Arogan di Jalan? Ini Jawaban Psikolog
Editor | : | Eka Budhiansyah |
KOMENTAR