GridOto.com - Kramat Motor sebagai perusahaan di bidang audio dan multimedia mobil tidak bisa dipisahkan dari sosok Ayong Jeo.
Ayong Jeo selaku CEO PT Kramat Motor benar-benar membangun usahanya ini dari nol sebelum bisa sebesar sekarang.
Ayong mengawali karirnya sebagai teknisi elektronik di tahun 1979, kemudian pada 1982 membuka Indo Tekhnik sebagai tempat reparasi tape mobil.
Setahun berselang, Ayong membuka toko Kramat Motor Aksesoris yang masih bergerak di bidang perbaikan audio mobil di wilayah Pasar Senen, Jakarta Pusat.
"Setelah Kramat Motor berkembang, akhir 80an hingga 90an usaha saya mengalami cobaan dengan kebakaran di Pasar Proyek Senen hingga krisis moneter," ujarnya saat dihubungi GridOto.com, Senin (20/9/2021).
Kejadian tersebut menjadi tantangan yang akhirnya membuat Kramat Motor bangkit ke arah yang lebih baik.
"Jadi Kramat Motor dulu menjadi distributor produk audio dan multimedia ternama hingga menjadi trend setter di masanya. Selain itu saya juga yang mempopulerkan penggunaan VCD player di dalam mobil pada 1996," ucap Ayong.
Ayong juga memulai langkah besar bagi Kramat Motor dengan membuat merek Mobile Tech pada 2005, LM Audio di 2006 dan menjadi distributor tunggal Audio-Video Trend (AVT).
Baca Juga: Figur - Jusri Pulubuhu, Founder JDDC, Hobi Naik Motor Trail dan Pernah Gegar Otak 3 Kali
Baca Juga: Utanto Wibowo, Modifikasi Audio Mobil Bisa Sederhana dan Tepat Guna
Pria asal Tanjung Pinang ini, terus mengembangkan usahanya dengan membuka cabang di berbagai kota di luar Jakarta seperti Bandung, Semarang, Lampung, Jogja, Surabaya, hingga Makassar.
Kini di saat pandemi, Ayong menyatakan tetap semangat dan terus berinovasi dengan Kramat Motor yang sudah berjalan 30 tahun lebih.
"Strategi kami kali ini cenderung menguatkan penjualan di online, efisiensi biaya pengeluaran seperti menunda membuat produk baru yang akhirnya membuat kami tidak melakukan PHK besar-besaran. Jadi strategi bisnis harus berubah dalam menghadapi pandemi," jelasnya.
"Sebab saat pandemi ini membuat toko-toko audio atau offline store tutup saat PPKM atau PSBB kecuali lokasinya di zona hijau. Tapi penjualan online kami tetap berjalan dan sudah membaik seperti biasa," lanjut Ayong.
Selain itu Pria penghobi golf ini menyatakan, kualitas dan pelayanan juga jadi kunci Kramat Motor bisa tetap eksis di bidang otomotif.
"Produk kami sudah SNI jadi soal kualitas bisa diadu. Lalu layanan aftersales yang kami berikan juga harus membuat konsumen puas, itu juga yang kami unggulkan sejauh ini," terang Ayong.
Kedepannya, Ayong tetap optimis dengan bisnis car audio dan multimedia serta produk aftermarket di Tanah Air yang tetap menjanjikan.
"Penjualan produk aftermarket cukup menurun saat PPKM atau PSBB saja, selebihnya masih baik. Apalagi spare part masih dibutuhkan dan penjuala produk lain juga tetap baik karena banyak yang tunda beli mobil baru. Jadi mereka cenderung beli barang aftermarket untuk modif atau perbaikan," katanya.
Baca Juga: Figur - Hartawan ‘Hauwke’ Setjodiningrat, Doyan Meracuni Anak Muda Demi Melestarikan Mobil Kuno di Indonesia
"Aftermarket di Indonesia juga akan tetap berkembang, karena jadi alternatif pengguna kendaraan yang sudah habis masa garansinya. Namun kami mengakui kalau insentif PPnBM pada mobil baru dari pemerintah juga berdampak positif," lanjut Ketua Gabungan Aftermarket Otomotif Indonesia (GATOMI) tersebut.
Pria penggemar SUV ini menambahkan, pedagang hingga pengusaha aftermarket di Indonesia harus terus maju dan berinovasi.
"Karena menurut saya, aftermarket ini tidak akan mati dan akan terus berkembang jika didukung regulasi pemerintah yang tidak memberatkan pedagang kecil seperti kami," tutupnya.
Editor | : | Eka Budhiansyah |
KOMENTAR