Selain aktivitas yang terbatas, beberapa masalah lain juga timbul akibat vakumnya kompetisi balap motor setingkat Kejurnas selama dua tahun belakangan.
Bagi Rudy, absennya kompetisi balap motor tingkat nasional selama dua tahun membuatnya khawatir pertumbuhan para pembalap yang bernaung di ART Jogja bisa terhenti.
“Pastinya pembalap jadi lebih kaku selama dua tahun tidak ada balapan, tapi yang paling utama adalah kasihan bibit-bibit muda berikutnya,” ujar Rudy.
“Balapannya berhenti tapi umurnya bertambah terus, apalagi sekarang pembalap itu mulainya semakin muda,” tambah mantan pembalap yang sering dijuluki ‘Batman’ itu.
Selain pembibitan, urusan finansial para tim juga menjadi hal yang ikut terdampak selama vakumnya ajang balap nasional selama dua tahun terakhir.
Meskipun tidak sampai menjadi masalah besar, Ulil mengaku jumlah sponsor yang bisa digaet oleh tim-nya berkurang dibandingkan saat sebelum pandemi.
“Kami tidak didukung pabrikan, jadi meskipun penting untungnya sponsor belum jadi masalah meskipun jumlahnya jelas berkurang dibandingkan yang lalu-lalu,” ujar pria ramah tersebut.
“Sebelumnya juga kami masih punya personil yang fokus mengirim proposal untuk mengajukan sponsor, tapi karena skedul balapannya juga masih belum 100 persen jelas ya belum bisa gencar juga (mencari sponsor),” imbuh Ulil.
Baca Juga: Kupas Motor MiniGP Alrasyid SND AP10 di Tabloid OTOMOTIF Edisi 18-XXXI, Langsung Jajal di Sirkuit
Editor | : | Muhammad Ermiel Zulfikar |
KOMENTAR