GridOto.com - Selain Pantai Utara (Pantura), jalur Pantai Selatan (Pansela) juga jadi pilihan bagi pengendara untuk bepergian ke sejumlah wilayah.
Tapi berbeda dengan jalur Pantura, untuk sekarang jalur Pansela dari ujung barat hingga ujung timur Pulau Jawa belum terhubung sepenuhnya.
Bisa dikatakan, proses pembangunan jalur Pansela agar bisa terhubung dari ujung barat ke ujung timur masih terus dilanjutkan hingga saat ini.
Hal tersebut disampaikan langsung oleh Direktur Jenderal Bina Marga PUPR, Hedi Rahadian pada Jumat (17/09/2021) kemarin.
Hedi menjelaskan bahwa jalur Pansela rencananya akan membentang sejauh lebih dari 1.500 Km.
Wah, panjang jalur Pansela berarti bisa mengalahkan jalur Pantura yang membentang sejauh 1.316 Km.
Lalu untuk proses pembangunan jalur Pansela ditargetkan bisa selesai pada 2029 mendatang.
"Jalur Pansela dari Jawa Timur kami rencanakan ada 630 Km, yang sudah tersambung sekarang kira-kira baru 380 Km. Jadi masih ada 250 Km lagi yang masih perlu kami kembangkan dan kami bangun," jelasnya, dikutip dari Tribunjabar.id.
Ia melanjutkan, dengan adanya infrastruktur jalan yang terhubung secara penuh, maka pertumbuhan ekonomi di wilayah selatan Pulau Jawa bisa didorong, terutama di daerah yang relatif terisolir.
Namun bentuk pertumbuhan ekonomi di wilayah selatan agak berbeda dengan wilayah utara, karena kontur areanya yang dipenuhi dengan pegunungan dan perbukitan.
Jadi bisa dikatakan, kekuatan ekonomi di Pansela berada di sektor agro hingga wisata budaya dan alamnya.
"Perancangan sistem jalannya juga harus memperhatikan hal itu. Agak berbeda dengan kawasan utara yang memang di sana ada pelabuhan cukup besar dan intensitas akses mobilitasnya berbeda. Di Pansela justru masalah konservasi harus dipertimbangkan juga dalam pengembangan wilayahnya," jelas Hedi.
Lebih lanjut, Hedi menuturkan kalau sebelumnya prioritas pembangunan memang diarahkan ke jalur Pantura.
Mengingat, jalur Pantura jadi jalur yang sangat dibutuhkan untuk menyokong perekonomian nasional.
Tetapi Kementerian PUPR merasa akses ke wilayah tengah dan selatan Pulau Jawa juga diperlukan oleh masyarakat.
"Kenapa kami perlu beri akses dari selatan? Memang jalur Pansela membentang semacam trans selatan yang menghubungkan kota-kota di wilayah selatan Pulau Jawa. Tapi kami melihat pengguna produk-produk dari selatan itu di tengah dan utara utamanya," ungkapnya.
Hedi menambahkan, alasan itu membuat Pemerintah Pusat jadi memberikan perhatian khusus untuk menyambungkan jalur Pansela ke tengah dan Pantura.
"Khususnya untuk wilayah selatan dan tengah. Soalnya Pansela tanpa ada akses yang mencukupi dari wilayah tengah, maka bisa sepi," lanjutnya.
Ia mengungkapkan, jika jalur Pansela sudah selesai dibangun, maka kawasan wisata di wilayah selatan bisa lebih mudah diakses oleh masyarakat.
"Selatan ini kami melihatnya sebagai jalur wisata, karena karakter alam dan peninggalan budayanya sangat mendukung. Tapi kalau mau mendongkrak ekonominya perlu ada konektivitas jalur tengah, selatan dan utara," papar Hedi.
Terkait progres pembangunan jalur Panselat, Hedi mengakui bahwa prosesnya agak terhambat lantaran adanya pandemi Covid-19 dan sejumlah kendala.
"Pertama dana APBN sangat terbatas, jadi kami sekarang banyak mengandalkan pinjaman dari bank multilateral. Lalu wilayah Mataraman yang masuk jalur Pansela tercatat 194 Km. Yang sudah dibangun baru 98 Km, sisa 96 Km masih belum dibangun karena pandemi Covid-19, masalah pendanaan dan pengadaan tanahnya," pungkasnya.
Artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul Jalur Selatan Jawa dari Banten sampai Banyuwangi Ditarget Rampung 2029, Panjangnya 1.500 KM.
Editor | : | Eka Budhiansyah |
Sumber | : | TribunJabar.id |
KOMENTAR