GridOto.com - Nama Jusri Pulubuhu sudah dikenal banyak orang sebagai Training Director sekaligus Founder dari Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC).
Sebagai seorang pakar safety, Jusri Pulubuhu memberikan ilmu-ilmu keselamatan dalam berkendara.
Meski lebih banyak memberikan cara aman berkendara roda empat, sejatinya Jusri Pulubuhu memiliki passion di roda dua khususnya motor trail.
"Hobi saya bisa dibilang olahraga ekstrem ya, sudah sejak dari kecil saya balap motocross," ujar Jusri Pulubuhu saat dihubungi GridOto.com, Rabu (15/9/2021).
Guna mensupport hobinya tersebut, Jusri memiliki beberapa motor yang digunakan untuk trabasan atau adventure.
"Di rumah rumah aja ada motor trail ada empat unit, di luar rumah ada dua unit," kata pria kelahiran 1960 ini.
Untuk motor trail dual purpose ada Kawasaki KLX 150 dua unit, lalu KTM 350 buat adventure, Honda CRF 150, sementara Royal Enfield Himalayan juga dipakainya untuk adventure.
"Kalau medan berat saya biasa pakai KLX 150, kalau open track saya pakai KTM 350, terus kalau cross saya pakai KTM juga tapi yang 250," terang pria yang saat ini sudah berusia lebih dari 60 tahun.
Baca Juga: Dennis Emmanuel, Pecinta Alam yang Kepincut Sama Suzuki Jimny
Dikarenakan menekuni hobi olahraga ekstrem, jatuh sudah seperti hal biasa bagi Jusri.
Parahnya lagi, bukan hanya sekadar patah tulang yang dialami, tapi sampai pernah gegar otak.
"Saya pernah gegar otak sampai tiga kali. Orang lain satu kali saja sudah pusing, ini saya sampai tiga kali. Patang tulang saja sampai 10 kali," ceritanya.
Ditambahkan oleh Jusri, kecelakaan paling parah yang membuatnya sampai gegar otak itu terjadi pada tahun 1980-an.
Dirinya pun sempat divonis oleh dokter tidak boleh naik motor lagi, karena kalau sampai gegar otak lagi tidak tahu apa yang akan terjadi pada Jusri.
Jusri pun akhirnya lebih memilih vakum dari dunia pemotoran hingga akhirnya saat ini menjadi seorang instruktur driving di Jakarta.
"Semenjak itu saya akhirnya pindah ke roda empat, semua sekolah saya ikutin sampai ke luar negeri, sekolah untuk truk juga saya ikut," ungkapnya.
Namun yang namanya sudah hobi dan sudah mendarah daging dalam diri Jusri, pada 2002 dirinya kembali naik motor lagi.
"Sedih sekali ya, pindah roda empat gara-gara vonis dari dokter itu sedih banget. karena passion saya itu di motor," tuturnya.
Hingga pada 2010 Jusri mengikuti balap motor di Sirkuit Sentul, Bogor, dan keluar sebagai pemenang.
Diakui olehnya, setiap dia mengkuti perlombaan balap sampai saat ini pun di usianya yang sudah tidak muda lagi, dirinya selalu meraih podium.
Lebih lanjut, selain motocross Jusri pun juga menggemari olahraga adventure menggunakan Royal Enfield Himalayan miliknya.
Untuk itu Jusri pun memberikan beberapa tips bagi orang-orang yang suka adventure tapi usianya sudah tidak muda lagi.
Menurutnya, olahraga adventure itu bisa berpetualang ke dalam hutan tanpa tahu kapan pulang, bahkan bisa berhari-hari.
Oleh karena itu, selain mempersiapkan barang logistik, pengendara juga perlu memastikan kesehatan diri sendiri.
"Sebelum melakukan olahraga adventure naik motor, lebih baik lakukan medical check up terlebih dahulu bagi orang-orang yang usianya sudah lebih dari 40 tahun," sebut pria yang sudah memiliki 7 orang anak dan 8 cucu.
Pasalnya, Jusri bilang, kalau olahraga ini membutuhkan stamina dan fisik yang kuat karena bermain dengan durasi.
Selain itu ada juga peralatan penting yang musti dibawa selama perjalanan untuk menunjang dari sisi kesehatan.
"Kalau bisa untuk peralatannya, dia bawa aja jam yang bisa mengidentifikasikan detak jantung, jadi bisa terkontrol," tutup Jusri.
Walau di usianya yang sudah tidak muda lagi, ternyata passion-nya di dunia roda dua tidak bisa dianggap remeh ya sob.
Editor | : | Fendi |
KOMENTAR