Disitulah Dennis terpacu untuk memiliki sebuah mobil yang bisa melintas di medan offroad.
Selalu 'diracuni' oleh pamannya untuk membeli Suzuki Jimny Katana, pada pertengahan 1990 ia justru membeli Suzuki Sidekick.
"Ini mobil basic banget, tidak perlu takut kalau diajak lumpur atau masuk ke sungai karena minim elektrikal," terang pria yang juga punya hobi berburu dan eksplorasi ke tempat mistis.
Baca Juga: Pujiyanto Suryana, Ciptakan Kreasi di Tengah Situasi Pandemi Covid-19
Mulai digunakan untuk offorad dalam kondisi mobil stock dengan penggerak roda belakang.
Rintangan sulit kerap dihadapi sampai sering terjebak dalam obstacle lumpur atau kontur ekstrim.
Trial and error dicobanya dengan bantuan bengkel Innotech, Pondok Cabe, Tangerang Selatan di tangan Hermawan.
"Saat membangun Sidekick cukup kesulitan, ditambah part aftermarket kebanyakan dari Amerika harganya sangat mahal, jadi diluar batas kemampuan keuangan saya," ujar Dennis.
"Akhirnya ketemu titik terang untuk gearing saya pasang transfer case Suzuki Jimny di Sidekick untuk mengejar gear ratio yang mumpuni," serunya.
Pada 2001 di sela kegiatannya membangun mobil offroad, Dennis mendirikan bengkel MMC 4x4.
Baca Juga: Hermas Efendi Prabowo, Buka Wawasan Tentang Transmisi Otomatis
Nama MMC 4x4 sendiri diberikan oleh wartawan Tabloid Otomotif saat sedang meliput dirinya.
"MMC itu Maniak Mesin Cilong karena saya suka detailing bersih juga, 4x4 identik dengan mobil jip dan offroad," ungkap Dennis.
Suzuki Jimny justru baru ia miliki setelah menjual Suzuki Escudo miliknya pada 2003.
"Saya nyerah bangun Sidekick, akhirnya malah suka Suzuki Jimny karena part berlimpah dan murah serta kemampuan offroad-nya kecil-kecil cabe rawit," tawa pria yang dikaruniai 1 anak.
"Setelah pakai Jimny Katana malah bablas, jadi lebih sering garap Jimny sampai sekarang," tambahnya.
Editor | : | Dwi Wahyu R. |
KOMENTAR