Proyek motor MiniGP tersebut juga membuatnya bertemu kembali dengan seorang teman lama, yaitu Rachmat Alrasyid yang juga merupakan mantan rekan satu tim Harlan di tim Yamaha Caltex pada 2003 silam.
“Awal ketemu Acid (panggilan akrab Rachmat) sebenarnya di luar rencana, saat saya sudah mulai proyek ini dengan SND dia tiba-tiba muncul dan ternyata punya proyek yang sama (membuat motor MiniGP),” ungkap Harlan.
“Setelah banyak diskusi dan memang nyaman kerja bareng dia, akhirnya kami gabung dan membuat Alrasyid Indo Racing (AIR) ini,” tambah pria yang juga baru buka bisnis kuliner itu.
“Prosesnya lumayan panjang, tapi kalau dilihat hasilnya saya pribadi ada kebanggaan juga bisa produksi motor balap lokal Alrasyid SND AP10 ini,” lanjut Harlan.
Tapi, ambisi Harlan dan Acid untuk AIR tidak berhenti di membuat motor MiniGP Alrayid SND AP10 saja.
Namun, mereka ingin punya peran yang lebih aktif dalam pembibitan pembalap muda Indonesia melalui kompetisi bertajuk AIR Peduli yang mereka selenggarakan.
“Nggak semua anak kecil itu punya kesempatan dan terutama kemampuan finansial yang sama,” ujar Harlan.
“Makanya di AIR Peduli ini kami sediakan semuanya mulai dari motor balap, wearpack, sampai ban, jadi mereka hanya perlu fokus balapan,” imbuhnya.
“Sehingga mereka yang punya potensi bisa siap go international sejak muda, karena dunia perlu tahu bahwa Indonesia punya banyak pembalap muda berbakat,” tutup Harlan.
Editor | : | Hendra |
KOMENTAR