GridOto.com - Semua bikers jangan cuma tahu kalau yang disebut motor dengan fairing itu harus full fairing, bahkan ada yang unik seperti lumba-lumba alias Dolphin Fairing.
Malah sering kejadian orang yang enggak ngerti motor nyebut semua motor dengan full fairing itu Ninja, walau bisa saja Honda CBR, Yamaha R15, Suzuki GSX-R150, dan masih banyak lagi.
Tapi enggak bahas soal kenapa semua motor fairing suka disebut Ninja ya, sebab kali ini GridOto.com akan bahas jenis-jenis fairing nih...
Yang dibahas pertama tentu motor full-fairing seperti Suzuki GSX-R150 yang jadi foto di bawah ini.
Desain fairing yang satu ini bentuknya menutupi sisi kanan kiri motor dan bertujuan untuk aerodinamika saat membelah angin di kecepatan tinggi.
Fairing inilah yang paling umum dan paling dikenal, jadi kalau ke toko aksesoris motor dan bilang mau pasang atau beli fairing, seringnya fairing model ini yang ditawarkan.
Nah motor-motor yang model full fairing inilah yang sering dipanggil Ninja.
Padahal kalau lihat sejarahnya, motor produksi massal pertama yang pakai full fairing ternyata BMW R100RS yang mulai dijual tahun 1976
Baca Juga: Kenapa Hawa Mesin Motor Sport Fairing Lebih Panas dari yang Tidak Berfairing?
Jenis fairing berikutnya dan dijamin sudah enggak asing lagi adalah tipe Half-Fairing.
Desain fairing yang satu ini akan tampil setengah dari desain full fairing.
Kenapa disebut half fairing karena memang tidak menutupi seluruh sisi motor seperti full fairing.
Biasanya hanya melindungi bagian depan dengan windscreen serta bagian bawah tangan sampai atas blok mesin.
Tetapi fairing tidak menutupi bagian mesin.
Contohnya di motor Bajaj Pulsar 220, Honda CB400 Bol d'Or dan Yamaha Fazer 600.
Lalu buat kamu yang motornya cuma pakai kedok lampu, ternyata sah-sah aja nih ngaku kalau motornya pakai fairing.
Sebab kedok lampu ini ternyata sudah masuk kategori Quarter-Fairing.
Desain quarter fairing hanya memiliki bagian wind screen dan juga sedikit fairing pada sekeliling wind screen.
Fairing ini punya istilah lain yaitu bikini fairing dan sering ditemukan di motor-motor lawas atau motor custom.
Jenis fairing keempat, mungkin rada kontroversial karena bisa jadi enggak dianggap fairing oleh banyak orang.
Biasanya lebih dikenal sebagai shroud dan undercowl, ternyata resminya disebut Belly Pan Fairing
Desain fairing satu ini tidak jauh berbeda dengan quarter fairing.
Hanya saja terdapat penambahan pada bagian bawah widscreen yang berfungsi sebagai pengalir udara ke bagian mesin.
Jenis juga sebenarnya sering ditemui di motor-motor Indonesia dan sering juga tuh jadi bahan modifikasi.
Beralih ke jenis fairing selanjutnya, ini jelas lawas banget karena enggak ada motor zaman now yang pakai model ini.
Jenis fairing memang tidak lazim dan bentuknya lebih mirip moncong pesawat terbang.
Punya nama Dustbin Fairing, fairing ini memang digunakan pada motor balap lawas dan jarang dipakai di motor harian.
Soalnya dengan fairing seperti ini sudut stang untuk berbelok jadi terlalu sedikit.
Terakhir ada juga fairing yang unik dengan nama Dolphin Fairing.
Kenapa disebut begitu, karena lihat saja contohnya pada motor NSU Rennmax 250 keluaran 1952 yang jadi foto utama di atas, mirip moncong lumba-lumba.
Fairing lumba-lumba ini ternyata calon full-fairing modern.
Karena pada zaman dulu, penggunaan dustbin fairing di motor balap memang tidak nyaman kalau diaplikasikan ke motor harian.
Sebab dustbin fairing posisinya terlalu rendah sehingga biker harus tiarap dan susah bermanuver.
Dari situlah Dolphin Fairing mulai diciptakan, meski menutupi bagian depan motor tapi biker tetap duduk nyaman karena ada windshield tinggi.
Lalu gunanya moncong itu apa? Ternyata hanya jadi sepakbor saja sekaligus pembelah angin.
Seiring perkembangan waktu, moncong lumba-lumba pada Dolphin Fairing dianggap enggak terlalu berguna sehingga dihilangkan.
Dari perubahan itu maka Dolphin Fairing resmi jadi Ful Fairing yang yang dikenal sampai sekarang.
Jadi makin paham kan kalau fairing motor itu ada banyak jenisnya.
Semua bikers harus tahu nih sejarahnya fairing motor, lumayan bisa jadi bahan obrolan sesama bikers atau jadi inspirasi modifikasi kan ya?
Editor | : | Ditta Aditya Pratama |
KOMENTAR